Sudah Lulus SNBT Masih Jajal Jalur Mandiri? Ini Kata Pengamat Pendidikan

Sebagian peserta yang lulus SNBT masih mencoba masuk jurusan/PTN lain.

Republika/Wihdan Hidayat
Peserta UTBK-SNBT 2023 (Ilustrasi). Peserta yang lulus SNBT masih bisa coba tes masuk jurusan/PTN lain lewat jalur Mandiri.
Rep: Meiliza Laveda, Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu jalur penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri (PTN) adalah jalur Mandiri. Jalur tersebut termasuk dalam tiga jalur utama PTN dalam seleksi calon mahasiswa baru.

Namun, ada beberapa hal disoroti dari jalur mandiri, misalnya terkait peminatnya. Pengamat pendidikan Universitas Islam Negeri (UIN) Jejen Musfah mengatakan sebagian peserta yang mengikuti tes jalur Mandiri ada juga yang sudah diterima dari jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT).

Baca Juga


Dengan kekuatan dana, mereka memanfaatkan jalur Mandiri mereka bisa mencoba tes masuk perguruan tinggi yang lebih bagus peringkatnya ataupun jurusan yang lebih sesuai dengan minatnya. Jejen mengatakan seharusnya jika sudah lulus SNBT, lulusan SMA/SMK tersebut mengambil kursi yang didapatkannya.

"Harusnya SNBT diambil karena tidak ada biaya sumbangan, tapi karena mungkin jurusannya tidak sesuai atau jurusan pilihan kedua yang lulus, mereka menempuh jalur Mandiri," kata Jejen kepada Republika.co.id, Rabu (12/7/2023).

Selain itu, Jejen juga menyoroti uang pangkal jalur mandiri yang terbilang mahal. Misalnya, di Universitas Brawijaya, uang pangkal atau yang dikenal sebagai Iuran Pengembangan Institusi (IPI) mencapai besaran maksimal Rp 55 juta untuk Fakultas Teknik Mesin, Sipil, dan Elektro serta maksimal Rp 150 juta untuk Fakultas Kedokteran.

"Faktanya seperti itu, meski ada jalur bidik misi (bantuan biaya pendidikan), level uang kuliah tunggal (UKT), khususnya PTN berbadan hukum, cenderung lebih mahal," ujarnya.

Menanggapi ini, Jejen mengatakan sebaiknya PTN memaksimalkan penerapan level UKT atau subsidi silang. Mahasiswa yang membayar biaya pendidikan dapat sesuai dengan kondisi ekonominya.

Hanya saja, sering terjadi kasus-kasus penempatan levelnya tidak sesuai dengan isi kantong orang tua. Alhasil, banyak dari mereka yang mundur karena tidak sanggup membayar.

"Solusinya perbaiki metode penempatan level itu dan masa sanggah benar-benar dijadikan bahan untuk leveling yang akurat. Bagi yang kurang mampu, mereka tetap bisa mengikuti bidik misi pada jalur Mandiri," ucap dia.

Pengamat dunia pendidikan, Muhammad Amin, kekuatan dana membuat anak-anak yang sudah diterima di PTN melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) masih ingin mencoba kampus dan jurusan yang lebih bagus lagi. Hal ini memang diperbolehkan menurut peraturannya.

Hanya saja, itu bisa berakibat banyak kursi kosong di jalur SNBT. Padahal, kursi tersebut sejatinya bisa dimanfaatkan untuk anak-anak yang kurang mampu.

"Ya jelas tidak adil bagi yang tak mampu karena kekuatan dana mereka untuk ikut jalur Mandiri, bayar formulirnya saja sudah cukup mahal," ujar Amin kepada Republika.co.id, Rabu (12/7/2023).

Biaya formulir jalur Mandiri berbeda di tiap kampus. Biayanya sekitar Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu.

Menurut Amin, sistem penerimaan mahasiswa baru yang bagus sudah ada, namun hanya di Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Anak yang sudah diterima SNBP, maka akunnya akan terkunci seumur hidupnya. Mereka tidak akan bisa ikut SNBT.

"Pengalaman saya di lapangan, banyak anak-anak yang mampu ambil SNBT dengan jalur yang aman. Pilihan ke-2 yang peminat sedikit sehingga punya pegangan dulu di SNBT lalu di Mandiri baru kejar jurusan yang top. Nanti kalau mandiri diterima maka lepas SNBTnya," ungkap Amin.

Amin mengatakan kebijakan PTN masih belum jelas dan keras terhadap yang sudah diterima SNBT. Seharusnya, akunnya ikut dikunci seperti halnya SNBP.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler