Survei Indostrategic, Publik Dominan Respons Negatif IKN dan Kereta Cepat

Hanya pembangunan jalan tol yang dianggap positif sekitar 52 persen.

ANTARA/Bayu Pratama S
Warga berfoto di lokasi titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (17/8/2022).
Rep: Wahyu Suryana Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indostrategic melakukan survei nasional tentang program pemerintahan hari ini. Mulai dari pembangunan jalan tol, pemindahan ibu kota negara (IKN), sampai Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Direktur Eksekutif Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam mengatakan, untuk pembangunan jalan tol 13,9 persen publik menilai sangat berdampak positif dan 38,1 persen merasa cukup berdampak positif.

Baca Juga



Namun, ada 31 persen yang merasa pembangunan jalan tol kurang berdampak positif dan 14,6 persen publik merasa itu tidak berdampak sama sekali. Artinya, 52 persen merasa jalan tol memberi dampak positif bagi publik.

Untuk pemindahan ibu kota negara, cuma 8,1 persen yang sangat setuju dan 32 persen yang cukup setuju. Sedangkan, 30,1 persen merasa kurang setuju, dan 27,2 persen merasa sangat tidak setuju pemindahan ibu kota negara.

"Sebanyak 57,3 persen kurang atau sangat tidak setuju ibu kota negara segera dipindahkan dan ada 40,1 persen yang cukup atau sangat setuju," kata Khoirul di Jakarta, Jumat (14/7/2023).

Indostrategic turut mendalami alasan responden tidak setuju pembangunan IKN. Ada 46,2 persen merasa biaya pembangunan IKN lebih baik dipakai kepentingan lebih mendesak dan 20,8 persen merasa terlalu tergesa-gesa.

Selain itu, ada 16,5 persen publik yang merasa pembangunan IKN belum mendesak dan 8,2 persen merasa Jakarta masih pantas menjadi ibu kota. Menurut Khoirul, isu tersebut seharusnya sudah diperdebatkan capres-capres.

Soal kereta cepat ...


Perjalanan Kereta Semakin Cepat - (Republika.co.id)

Lalu, untuk Kereta Cepat Jakarta Bandung, sebanyak 73,5 persen tidak atau kurang yakin pembangunan akan meningkatkan ekonomi masyarakat. Sedangkan, responden yang yakin itu peningkatan ekonomi 18,8 persen.

Jika didalami, ada 2,3 persen yang sangat yakin dan 16,5 yang cukup yakin pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung meningkatkan ekonomi. Tapi, 47,1 persen kurang yakin dan 26,4 persen sangat tidak yakin.

"Ternyata, 30,3 persen lantaran biaya pembangunan yang triliunan dan menyebabkan utang negara membengkak, 20,3 persen kereta yang ada sudah cukup dan 19,1 persen lebih baik membangun jaringan kereta luar Jawa," ujar Khoirul.

Selain itu, 18,3 persen merasa sudah banyak pilihan transportasi Jakarta-Bandung dan 5,3 persen merasa tarif tiket mahal. Survei dilakukan Indostrategic pada 9-20 Juni 2023 kepada 1.400 responden di 38 provinsi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler