Israel Gencar Ajukan Pembangunan Permukiman Yahudi di Tepi Barat
Sejak Januari Israel telah memajukan 12.855 unit rumah pemukim di Tepi Barat.
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pemerintah Israel telah mempromosikan peningkatan rekor jumlah unit rumah di permukiman ilegal di wilayah pendudukan Tepi Barat dalam enam bulan pertama 2023. Lembaga pengawas anti-pemukiman Israel, Peace Now pada Kamis (13/7/2023) melaporkan, sejak Januari Israel telah memajukan 12.855 unit rumah pemukim di Tepi Barat.
Itu adalah jumlah tertinggi yang telah dicatat oleh Peace Now sejak mulai melacak aktivitas semacam itu pada 2012. "Dalam enam bulan terakhir, satu-satunya sektor yang dipromosikan Israel dengan penuh semangat adalah perusahaan pemukiman," kata pernyataan Peace Now.
Sebagian besar negara di dunia menganggap permukiman Yahudi yang dibangun di atas tanah yang diduduki Israel dalam perang Timur Tengah 1967 adalah ilegal. Namun Israel gencar melakukan ekspansi berkelanjutan selama beberapa dekade. Hal ini menjadi salah satu masalah kerap diperdebatkan oleh Israel, Palestina, dan komunitas internasional.
Palestina ingin mendirikan negara merdeka di Tepi Barat dan Gaza, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Para pejabat Palestina mengatakan, pembangunan permukiman Yahudi memisahkan komunitas Palestina satu sama lain dan merusak harapan untuk mendirikan negara yang layak.
Amerika Serikat merupakan sekutu utama Israel dan menjadi perantara negosiasi kenegaraan yang terhenti sejak 2014. Amerika Serikat telah berulang kali menyatakan keberatannya terhadap perluasan permukiman Israel yang sedang berlangsung.
Menurut PBB, sekitar 700.000 pemukim tinggal di 279 permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Jumlah ini naik dari 520.000 paday 2012. Lebih dari 3 juta warga Palestina yang tinggal di daerah yang sama menjadi sasaran pemerintahan militer Israel. Menurut beberapa kelompok hak asasi Israel telah melakukan apartheid terhadap warga Palestina.
Israel menyangkal mempertahankan kebijakan apartheid terhadap warga Palestina. Israel mengklaim Tepi Barat adalah wilayahnya berdasarkan alkitabiah dan sejarah. Pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, permukiman Israel tidak menghalangi perdamaian dengan Palestina