Rokok Kretek Pemicu Garis Kemiskinan di Lampung Nomor Dua

Jumlah penduduk miskin di Lampung masih tersisa 970.670 orang pada Maret 2023.

Dok. Bea Cukai
Rokok kretek memberikan kontribusi pada Garis Kemiskinan (GK) di masyarakat perdesaan dan perkotaan.
Rep: Mursalin Yasland Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Jumlah penduduk miskin di Lampung masih tersisa 970.670 orang pada Maret 2023. Setelah beras, konsumsi rokok kretek memberikan kontribusi pada Garis Kemiskinan (GK) di masyarakat perdesaan dan perkotaan dalam Provinsi Lampung pada Maret 2023.  

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung Atas Parlindungan Lubis mengatakan jumlah penduduk miskin di Lampung menurun 31,74 ribu orang dibandingkan Maret 2022. Sementara jika dibandingkan September 2022 menurun sebanyak 24,9 ribu orang. Pada September 2022 – Maret 2023 jumlah penduduk miskin perkotaan turun sebesar 6,2 ribu orang dan di perdesaan turun 18,8 ribu orang.

“Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 8,34 persen menjadi 8,02 persen. Sementara itu, di perdesaan turun dari 12,96 persen menjadi 12,65 persen,” kata Kepala BPS Lampung Atas Parlindungan Lubis di Bandar Lampung, Senin (17/7/2023).

Dia mengatakan, GK pada Maret 2023 adalah sebesar Rp 559.011 per kapita per bulan. Dibandingkan September 2022 GK naik sebesar 2,38 persen. Jika dibandingkan Maret 2022 terjadi kenaikan sebesar 8,75 persen. GK perkotaan pada Maret 2023 Rp 610.614 per kapita per bulan. Dibandingkan September 2022, GK naik 2,45 persen. Jika dibandingkan Maret 2022 terjadi kenaikan 8,95 persen.

BPS mencatat GK perdesaan pada Maret 2023 Rp 158.873 per kapita per bulan. Dibandingkan September 2022, GK naik 1,29 persen. Sementara jika dibandingkan Maret 2022, terjadi kenaikan sebesar 7,27 persen.

Atas mengatakan peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Besarnya sumbangan makanan terhadap GK pada Maret 2023 sebesar 74,64 persen. Pada Maret 2023, beras masih memberikan andil pertama komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK baik di perkotaan (20,86 persen) maupun di perdesaan (18,92 persen).

“Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK 13,08 persen di perkotaan dan 13,34 persen di perdesaan,” kata Atas Parlindungan Lubis.

Komoditi lainnya telur ayam ras 4,30 persen di perkotaan dan 3,77 persen di perdesaan, tempe 2,65 persen di perkotaan dan 2,33 di perdesaan, bawang merah 2,23 persen di perkotaan dan 2,42 persen di perdesaan, cabe rawit 2,20 persen di perkotaan dan 2,87 di perdesaan, mie instan 2,54 persen di perkotaan dan 2,10 persen di perdesaan, dan roti 2,51  persen di perkotaan dan 2,16 persen di perdesaan).

Sedangkan komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada GK perkotaan dan perdesaan adalah perumahan 7,94 persen di perkotaan dan 7,46 persen di perdesaan, bensin 3,88 persen di perkotaan dan 4,68 persen di pedesaan, listrik 3,02 persen di perkotaan dan 2,28 persen di perdesaan, pendidikan 2,31 persen di perkotaan dan 1,29 persen di perdesaan, perlengkapan mandi 1,18 persen di perkotaan dan 1,08 persen di perdesaan.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler