Alsan Film Barbie Layak Ditonton, Setidaknya karena 5 Hal Ini
Skor penilaian film Barbie sudah beredar, berapa ratingnya?
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Barbie sedang tayang di bioskop Indonesia. Akumulasi penilaian ulasannya pun sudah muncul di berbagai laman kritik.
Per Kamis (20/7/2023), sinema arahan sutradara Greta Gerwig ini mendapat rating 89 persen di Rotten Tomatoes. Angka itu mencerminkan sambutan hangat dari para kritikus. Sekaligus, memberikan gambaran kepada penggemar film yang belum menyimaknya bahwa tidak akan mengecewakan menonton Barbie di bioskop. Ada beberapa hal yang membuat film Barbie menarik.
Sinema didasarkan pada boneka Barbie yang sangat ikonik produksi Mattel, tetapi Warner Bros telah mengambil pendekatan yang jauh lebih kreatif terhadap film. Sutradara Greta Gerwig pun sudah teruji menggarap sejumlah film bagus yang sarat filosofi.
Namun, Barbie yang menghadirkan aktris Margot Robbie dan aktor Ryan Gosling sebagai Barbie dan Ken tak cuma menawarkan filosofi. Film ini juga sarat komedi dan amat menghibur. Berikut ulasan mengenai daya tarik film Barbie, dikutip dari laman ScreenRant, Kamis (20/7/2023).
1. Bukan alat komersial
Tidak sedikit film tentang figur kekayaan intelektual (IP) yang sudah terkenal hanya terkesan sebagai alat komersial. Menurut kritikus Peter Bradshaw, hal sama tidak berlaku untuk film Barbie.
Bradshaw tidak memungkiri bakal ada kenaikan penjualan boneka Barbie setelah perilisan film, tetapi ada pendekatan kreatif yang cerdas. Selain itu, justru banyak lelucon dan sindiran terhadap Barbie dalam film.
2. Satire yang menggigit
Film Barbie memenangkan hati kritikus Mireia Mullor karena berbagai sindiran cerdas dan satire yang menggigit. Menurut Mullor, film itu menyoroti peran gender secara tajam namun lucu dan menularkan kegembiraan.
Beberapa hal terkait pencapaian materi pun disindir oleh film, seperti mobil, rumah, dan pakaian yang mencolok. Menariknya, sindiran demikian punya kemiripan dengan film lain yang diperankan Margot Robbie, The Wolf of Wall Street.
3. Menarik untuk remaja dan dewasa
Di Indonesia, film Barbie mendapat label 13+, yang artinya film diperuntukkan bagi penonton usia 13 tahun ke atas. Dalam film, memang ada beberapa sindiran seksual di sana-sini yang tidak cocok untuk anak-anak.
Meski demikian, kritikus Devan Coggan berpendapat film Barbie akan menarik untuk penonton remaja dan dewasa. Banyak aspek dalam film itu yang bisa menghibur para remaja maupun orang tua.
4. Ryan Gosling si pencuri adegan
Sebagai Ken, aktor Ryan Gosling amat menarik perhatian dan jadi pencuri adegan di sejumlah momen. Dalam pandangan Coggan, itu menarik sebab Gosling selama ini memerankan tokoh perenung atau murung.
Sebut saja peran Gosling di Drive, Blade Runner 2049, dan The Grey Man, bahkan La La Land yang jarang tersenyum. Semua itu berubah saat Gosling memerankan karakter Ken yang penuh energi.
5. Peran sempurna Margot Robbie
Margot Robbie mendapat pujian bertubi-tubi atas penampilannya sebagai Barbie. Lewat ulasan di laman Collider, kritikus Ross Bonaime menyebut Robbie sangat unggul dalam jenis peran demikian, di mana dia menunjukkan kekuatan yang dimiliki seorang perempuan.
Aktris 33 tahun asal Australia tersebut tidak hanya merepresentasikan sosok ikonik Barbie secara fisik. Lebih dari itu, dia juga mengubah boneka yang sudah berusia puluhan tahun menjadi karakter tiga dimensi yang lebih relevan dengan kondisi saat ini.