AS Kirim Lebih Banyak Kapal Perang, Cegah Iran Sita Kapal Komersial di Selat Hormuz
AS juga mengerahkan lebih banyak marinir untuk mengantisipasi gerakan Iran.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) mengirimkan lebih banyak kapal perang tambahan dan ribuan marinir ke Timur Tengah untuk meningkatkan keamanan setelah upaya Iran untuk menyita kapal-kapal komersial di sana.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada Kamis (20/7/2023), menyetujui pengerahan kelompok kesiapan amfibi USS Bataan dan Unit Ekspedisi Marinir ke-26 ke wilayah Teluk. Demikian keterangan para pejabat AS.
Kelompok kesiapan tersebut terdiri dari tiga kapal, termasuk Bataan, sebuah kapal serbu amfibi. Unit ekspedisi biasanya terdiri dari sekitar 2.500 Marinir.
Dalam sebuah pengumuman, Komando Pusat AS mengatakan bahwa pengerahan itu akan memberikan fleksibilitas dan kemampuan maritim yang lebih besar di kawasan itu.
Pengumuman itu tidak menyebutkan nama kapal-kapal tersebut, tetapi para pejabat AS merinci unit-unit yang terlibat dalam pengerahan itu dengan syarat tidak disebutkan namanya untuk membahas pergerakan pasukan.
Selain Bataan, kelompok ini juga terdiri dari dua kapal perang lainnya, yaitu USS Mesa Verde dan USS Carter Hall. Grup kapal tersebut meninggalkan Norfolk, Virginia, awal bulan ini. Pada Kamis, tidak jelas apakah ketiga kapal tersebut akan melanjutkan perjalanan ke wilayah Teluk.
Pengerahan ini dilakukan menyusul keputusan dalam beberapa pekan terakhir untuk mengirim USS Thomas Hudner, sebuah kapal perusak, dan sejumlah jet tempur F-35 dan F-16 ke wilayah tersebut. Ada juga pesawat-pesawat tempur A-10 di sana selama beberapa minggu untuk menanggapi aktivitas Iran.
Iran mencoba merebut dua kapal tanker minyak di dekat Selat Hormuz pada awal bulan ini, dan menembaki salah satunya. Pesawat-pesawat tempur ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan udara bagi kapal-kapal komersial yang bergerak melalui jalur air dan meningkatkan visibilitas militer di daerah tersebut, sebagai pencegah bagi Iran.
Jenderal Erik Kurilla, yang mengepalai Komando Pusat, mengatakan bahwa pasukan tambahan tersebut memberikan kemampuan unik, yang bersama dengan negara-negara mitra AS di kawasan ini.
"Lebih jauh menjaga aliran bebas perdagangan internasional dan menegakkan tatanan internasional berdasarkan aturan, dan mencegah kegiatan destabilisasi Iran di wilayah tersebut," kata Kurilla.