Dubes Mesir Didesak Beri Sanksi Tegas Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa

Para pelaku diduga berjumlah 15 orang dari oknum organisasi KKS.

Republika/Nawir Arsyad Akbar
Sekretaris Jenderal PPP, Arwani Thomafi di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (24/5/2023).
Rep: Muhyiddin Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR, Arwani Thomafi menyesalkan adanya aksi kekerasan atau pengeroyokan terhadap sejumlah mahasiswa di Mesir yang dilakukan oknum anggota organisasi kekeluargaan asal Sulawesi. Dia pun meminta kepada Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Lutfi Rauf untuk memberikan sanksi tegas kepada para pelaku.

“Yang pertama, tentu kita sedih mendengar ada aksi kekerasan atau tindakan kekerasan di kalangan mahasiswa di Mesir,” ujar Arwani saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (25/7/2023).

Arwani juga mengaku telah mendapat laporan dari pihak keluarga korban. Dia pun telah menyampaikan kepada Dubes Lutfi Rauf terkait masalah yang viral dalam beberapa hari belakangan ini.

“Saya juga mendapatkan laporan dari pihak keluarga korban, dan saya sudah menyampaikan kepada Dubes Lutfi untuk menyelesaikan persoalan ini,” ucap Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.

Dia menambahkan, Duber RI untuk Mesir juga harus tegas dan menelusuri apa sebenarnya yang melatarbelakangi berbagai masalah kekerasan itu. “Harus ada tindakan tegas apa sebenarnya masalah yang melatarbelakangi. Karena infonya, kekerasan seperti ini sebelumnya juga pernah terjadi,” kata Arwani.

“Jadi selaku anggota Komisi I DPR RI sudah telepon ke Pak Lutfi untuk benar-benar menyelesaikan persoalan ini dan jangan lagi ada terulang. Pelaku tentu harus diberi sanksi dan tindakan yang tegas,” jelasnya.

Sebelumnya, telah terjadi aksi penganiyaan terhadap F (19 tahun), mahasiswa asal Kudus Jawa Tengah yang saat ini tengah studi di Mesir. Pengeroyokan itu terjadi pada 12 Juli 2023 lalu di kediaman korban yang terletak di Mansouriyah 4B flat 2. Pelaku ditaksir berjumlah 15 orang, terduga merupakan oknum organisasi Kerukunan Keluarga Sulawesi (KKS).

Tak hanya itu, para pelaku diduga dengan beringas merusak rumah korban dan perusakan fasilitas juga terjadi di kantor sekretariat mahasiswa Jawa Tengah dan Yogyakarta. Aksi penganiayaan yang menimpa korban tersebut terjadi kali kedua, setelah sebelumnya dianiaya usai bermain bola di Nadi Gamaliya pada 9 Juli 2023, dan tak ada sanksi apapun.

Para oknum pelaku juga dinilai sudah kerap melakukan aksi tindak kekerasan, seperti yang juga dialami oleh Z asal Madura yang terjadi pada 19 Juni 2023 lalu. Saat itu korban mengalami luka lebam di bagian wajah bahkan menurut keterangan korban sempat diinjak dengan sepatu. Deretan aksi kekerasan lainnya juga sudah tersebar di media.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler