Cina dan Rusia akan Gelar Patroli Maritim Gabungan di Samudra Pasifik

Sebelumnya Cina dan Rusia sudah dua kali melakukan patroli maritim gabungan.

AP/Sergei Grits
Latihan militer gabungan (ilustrasi).
Rep: Kamran Dikarma Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Cina dan Rusia akan menggelar patroli maritim gabungan di Samudra Pasifik barat serta utara. Jika dilaksanakan, itu bakal menjadi patroli gabungan ketiga yang melibatkan angkatan laut kedua negara.

Kementerian Pertahanan Cina mengungkapkan, patroli maritim gabungan terbaru direncanakan sejalan dengan kerja sama tahunan antara angkatan bersenjata Cina dan Rusia. “Patroli tidak ditujukan pada pihak ketiga dan tidak ada kaitannya dengan situasi internasional serta regional saat ini,” kata Kementerian Pertahanan Cina dalam keterangannya, Rabu (26/7/2023), dikutip laman China Global Television Network.

Kementerian Pertahanan Cina belum mengungkap kapan patroli maritim gabungan dengan Rusia bakal dilaksanakan. Sebelumnya Cina dan Rusia sudah dua kali melakukan patroli maritim gabungan, yakni pada Oktober 2021 dan September 2022. Akhir pekan lalu, Beijing dan Moskow juga baru saja menyelesaikan latihan militer gabungan di Laut Jepang yang melibatkan angkatan laut kedua negara.

"Latihan angkatan laut gabungan Rusia-Cina telah berakhir di Laut Jepang. Sekitar 20 latihan tempur dilakukan, termasuk tembakan artileri gabungan ke sasaran maritim, pesisir, dan udara," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan pada Ahad (23/7/2023) lalu. 

Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan, dalam latihan itu mereka mengerahkan dua kapal anti-kapal selam, dua korvet, serta kapal pembantu. Sementara Cina menerjunkan lima kapal perang, termasuk kapal perusak berpeluru kendali. Pesawat angkatan laut juga terlibat.

Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya menyampaikan bahwa tujuan utama dari latihan gabungan dengan Cina bertujuan memperkuat kerja sama angkatan laut antara kedua negara. Latihan itu pun dimaksudkan untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia-Pasifik.

Hubungan militer Cina dan Rusia kian erat sejak pecahnya perang di Ukraina pada Februari 2022. Sejauh ini Beijing diketahui belum mengecam langkah Rusia menyerang negara tetangganya tersebut. Untuk memperkuat koordinasi, Rusia dan Cina sudah menggelar beberapa latihan gabungan yang melibatkan tentara dari kedua negara dalam beberapa bulan terakhir.

Bulan lalu, Beijing dan Moskow melaksanakan patroli udara bersama di atas Laut Jepang dan Laut Cina Timur. Patroli gabungan tersebut mendorong Korea Selatan (Korsel) mengerahkan jet tempurnya sebagai tindakan pencegahan. Itu adalah patroli Cina-Rusia keenam di kawasan tersebut sejak 2019.

Pada Maret lalu, Presiden Cina Xi Jinping berkunjung ke Moskow dan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin. Mereka menandatangani sebuah deklarasi yang menyatakan kesediaan kedua negara menggelar patroli gabungan secara reguler untuk memperdalam rasa saling percaya.


sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler