Niat Puasa Asyura 10 Muharram

Puasa Asyura adalah ibadah sunnah yang dikerjakan pada bulan Muharram.

Prayogi/Republika
Niat Puasa Asyura 10 Muharram. Foto: Ilustrasi menunggu waktu berbuka puasa.
Rep: Muhyiddin Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON –  Umat islam sudah memasuki bulan Muharram di tahun  1445 hijriyah. Di bulan Muharram ini, ada salah satu amal ibadah sunnah yang dinantikan umat Islam.

Baca Juga


Ibadah sunnah itu adalah puasa Asyura. Puasa sunnah ini dilakukan pada 10 Muharram.  Dalam sabdanya, Rasululullah SAW berkata:

“Sesungguhnya hari Asyura adalah hari-hari Allah, maka barang siapa yang ingin berpuasa, maka berpuasalah pada hari itu, dan barang siapa yang tidak ingin, maka ia boleh meninggalkannya”. (shahih muslim No. 1901).

Asal Mula Dianjurkan Puasa Asyura

Ibnu Abbas berkata, Nabi Muhammad SAW datang ke Madinah. Dilihatnya orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura (10 Muharram). Maka nabi bertanya: “Ada apa ini? Jawab mereka: hari baik, saat Allah membebaskan Nabi Musa dan bani Israil dari musuh mereka, hingga membuat Musa berpuasa karenanya.” 

Maka Nabi Muhammad SAW bersabda: “Saya lebih hormat terhadap Musa dari kamu.” Lalu beliau berpuasa pada hari itu dan menyuruh orang untuk berpuasa.

Dalam riwayat lainnya diceritakan bahwa Abdullah Ibn Umar radliyahu ‘anhu berkata: “Bahwa orang-orang jahiliyah dahulu selalu berpuasa pada hari Asyura. Dan bahwa nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin juga berpuasa pada hari itu sebelum diwajibkan puasa Ramadhan.”

Namun untuk membedakan dengan Yahudi yang juga puasa di hari Asyura, Nabi mengajarkan umatnya untuk berpuasa di tanggal 9 Muharram. Puasa ini disebut dengan puasa Tasua. Hal ini berdasarkan hadits:

 

 

Suatu hari, Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat berpuasa di hari Asyura pada 10 Muharram. Namun, sahabat menjawab hari itu bertepatan dengan hari agung milik kaum Nasrani dan Yahudi.

Mendengar hal itu, Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana dikutip dari kitab Riyadhus Sholihin: "Dari Ibnu Abbas Ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda, 'Seandainya aku masih hidup hingga tahun yang akan datang, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal sembilan Muharram, yakni puasa Tasu'a." (HR. Muslim).

Tujuan dari puasa Tasu'a itu adalah untuk menyelisihi puasa di hari Asyura yang dilakukan oleh orang Yahudi. Namun, belum sampai datang tahun berikutnya, Rasulullah SAW sudah menghadap ajalnya. Karena itulah, dua hari itu pada hari kesembilan dan kesepuluh termasuk di antara hari yang ditekankan berpuasa di bulan Muharram.

 Keutamaan Melaksanakan Puasa Asyura

1. Menghapus dosa selama 1 tahun

Abi Qatadah berkata, bahwasanya Rasulullah ditanya tentang puasa Asyura beliau menjawab: “Menebus dosa setahun yang lalu”. (HR Muslim)

2. Merupakan puasa yang lebih utama setelah puasa Ramadhan

Suatu hari Abu Hurairah bertutur, Rasulullah SAW ditanya: “Sholat manakah yang lebih utama setelah sholat fardhu?” nabi bersabda: “Yaitu sholat di tengah malam.” Mereka bertanya lagi: “Puasa manakah yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?” Nabi bersabda: “Puasa pada bulan Allah yang kamu namakan bulan Muharram.” (HR Ahmad, Muslim Abu Daud).

 

 

Niat Puasa Asyura

نَوَيْتُ صَوْمَ عَشُرَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma Asyura sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: “Saya niat puasa Asyura sunnah karena Allah”

Infografis Amalan di Bulan Muharram - (Dok Republika)

 


Infografis Dalil Puasa Muharram - (Infografis Dalil Puasa Muharram)

Infografis Waktu-Waktu Berpuasa di Bulan Muharram - (Dok Republika)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler