Swedia Kambinghitamkan Rusia Soal Pembakaran Alquran

Swedia sebut Rusia menggunakan pembakaran Alquran untuk agendanya

EPA/ SHAHZAIB AKBER
Demonstran memamerkan dan menginjak bendera Swedia tiruan saat protes terhadap pembakaran salinan Alquran di Swedia, di Karachi, Pakistan, Ahad (2/7/2023).
Rep: Amri Amrullah Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Swedia mengeklaim negaranya menjadi target kampanye disinformasi oleh "aktor-aktor yang didukung Rusia". Tujuannya tak lain untuk merusak citra negara calon anggota NATO sebagai negara yang memusuhi muslim dan Islam karena aksi pembakaran Alquran.

Tawaran Swedia untuk bergabung dengan NATO setelah invasi Rusia ke Ukraina telah menempatkan negara tersebut dalam sorotan internasional. Aksi pembakaran Alquran semakin membuat Swedia dalam sorotan terlebih lagi hal tersebut membuat banyak pihak marah terutama umat Muslim seluruh dunia.

"Swedia menjadi target kampanye disinformasi yang didukung oleh negara dan aktor-aktor yang mirip negara dengan tujuan merusak kepentingan Swedia dan ... warga negara Swedia," ujar Menteri Carl-Oskar Bohlin kepada para wartawan dalam sebuah konferensi pers, yang dilansir Reuters, Rabu (26/7/2023).

"Kita dapat melihat bagaimana aktor-aktor yang didukung Rusia memperkuat pernyataan-pernyataan yang tidak benar seperti bahwa negara Swedia berada di balik penodaan kitab suci," katanya.

"Hal itu, tentu saja, sepenuhnya salah," kata Bohlin, seraya menambahkan bahwa aktor-aktor negara semacam itu mencoba "menciptakan perpecahan dan melemahkan posisi Swedia di dunia internasional," ujarnya.

Tidak ada jawaban segera dari Kedutaan Besar Rusia di Stockholm atas permintaan komentar mengenai pernyataan sang menteri.

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson juga mengomentari topik ini dalam sebuah posting, mengatakan bahwa ia ingin memperbaiki kesalahpahaman yang umum terjadi.

"Negara Swedia tidak mengeluarkan izin untuk membakar salinan Alquran. Namun, polisi mengeluarkan izin untuk pertemuan publik - sebuah hak yang diabadikan dalam konstitusi Swedia," tulis Kristersson di Facebook.

Ia mengatakan bahwa Swedia tidak memiliki tradisi membakar buku hanya karena hal itu legal. "Negara menjamin hak kebebasan berekspresi, namun tidak berdiri di belakang pesan politik apa pun," tulisnya.

Mikael Ostlund, juru bicara Badan Pertahanan Psikologis Swedia, mengatakan bahwa Rusia menggunakan pembakaran Alquran sebagai kesempatan untuk mempromosikan agendanya di media.

"Jelas, salah satu ambisi Rusia adalah untuk mempersulit bergabungnya kami dengan NATO," kata Ostlund.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler