Pengamat: Effendi dan Budiman Representasi Kader PDIP yang tak Sejalan dengan Megawati

Najmuddin menduga sudah terbentuk dua faksi di internal PDIP.

ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko (kanan) melambaikan tangan saat melakukan pertemuan di Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023). Prabowo Subianto menerima kunjungan Budiman Sudjatmiko dalam rangka silaturahmi dan diskusi kebangsaan.
Rep: Febrian Fachri Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul, menilai dua kader muda PDIP, Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatmiko menunjukkan adanya kader yang tidak sejalan dengan keputusan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, kedua kader tersebut sudah terang-terangan mendukung bakal calon presiden (capres) dari Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Najmuddin meyakini ada kader PDIP lain yang mungkin juga sejalan dengan Effendi dan Budiman. "Kader PDIP terutama kader muda mulai resah dengan kebijakan Megawati. Ini bisa jadi proses kerontokan Megawati dan PDIP jelang Pemilu 2024," kata Najmuddin, Kamis (27/7/2023).

Baca Juga



Najmuddin menduga sudah terbentuk dua faksi di internal PDIP. Yakni faksi pro Megawati dan faksi anti-Megawati. Karena dalam tiga dekade terakhir, partai banteng tersebut di bawah kendali penuh Megawati sehingga proses demokrasi di partai tersebut jadi terhambat.

Sedangkan kader-kader muda seperti Budiman dan Effendi menurut Najmuddin tentu punya ide-ide lain tentang visi kepartaian tapi mentok di Megawati. "Disini saya melihat ada kesan bahwa ada kadernya yang tidak sejalan dengan garis kebijakan Megawati atau tidak setuju dengan kebijakan megawati," ujar Najmuddin.

Faktor lain dilihat Najmuddin yakni sikap Budiman dan Effendi juga sebagai bentuk kekecewaan kader muda yang tidak mendapatkan posisi strategis di pemerintahan selama hampir 10 tahun berkuasa. Bahkan keduanya kini tidak punya jabatan di DPP PDIP.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler