Aksi Siswa Muslim Kanada Boikot Hari Kebangkitan LGBTQ Mendapat Pujian Kalangan Pendeta

Aksi boikot siswa Muslim terhadap LGBT tengah menjadi perbincangan.

EPA/DAI Kurokawa
Ilustrasi Komunitas LGBT. Aksi boikot siswa Muslim tarhadap LGBT tengah menjadi perbincangan
Rep: Mabruroh Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA — Pendeta Kanada Henry Hildebrandt memuji aksi berani para siswa Northwood School yang menolak menghadiri Hari Kebanggaan bagi komunitas LGBTQ. Aksi boikot yang dilakukan kebanyakan siswa Muslim itu telah menjadi buah bibir di Kanada. 

Baca Juga


 

Salah satunya oleh Pendeta Henry Hildebrandt yang telah mengumpulkan kehadiran online di YouTube, baru-baru ini merilis sebuah video yang mengungkapkan kebanggaannya kepada siswa dan keluarga Muslim di Ontario, Kanada. “Saya sangat bangga dengan murid-murid yang berani bersuara kepada guru mereka,” ujar Pendeta Henry dilansir dari S2J News, Ahad (30/7/2023).

 

“Saya ingin mengambil kesempatan ini untuk berterima kasih kepada keluarga Muslim yang berdiri di atas apa yang kita hadapi saat ini, di dunia barat. Saya akan mendukung Anda, jangan biarkan mereka menghancurkan anak-anak Anda dan mendoktrinasi anak-anak tentang kejahatan, hal jahat yang mereka coba paksakan kepada kita,” tambahnya.

 

Masih dalam videonya, Pendeta Hildebrandt memuji komitmen yang ditunjukkan para orang tua siswa dalam menegakkan keyakinan agama mereka di tengah tekanan masyarakat saat ini, dengan tidak mengikutsertakan anak-anaknya untuk menghadiri hari kebanggan komunitas LGBTQ.  

 

Video ini muncul sebagai respons atas rekaman suara guru Northwood school yang memarahi para siswa mayoritas Muslim yang tidak hadir saat Pride Day LGBTQ. Dalam klip itu, guru tersebut menegur para siswanya dan menyampaikan kekecewaannya atas tindakan boikot para siswa yang dilakukan di Hari Pride Day LGBTQ.

 

Baca juga: Jawaban Polisi Terkait Korban Mutilasi Turi Disebut Lakukan Penelitian Soal LGBT

 

"Kamu perlu memahami betapa terlukanya kami atas tindakanmu dan membawanya pulang ke orang tuamu." 

 

Dia melanjutkan, “Itu adalah pertunjukan kebencian yang luar biasa.” Dia menegaskan bahwa aksi boikot mereka "menjijikkan" dan "pertunjukan kebencian yang luar biasa" yang membuatnya tidak ingin menjadi pendidik mereka lagi. 

 

Karena rasa kekecewaan itu, guru bersama staf sekolah memutuskan untuk menghiasi sekolah dengan perlengkapan LGBT, termasuk pelangi kebanggaan komunitas tersebut. 

 

“Semua pelangi yang kamu lihat di sekitar sekolah adalah karena sangat sedikit orang yang datang kemarin dan para guru marah,” kata guru itu.

Baca juga: Ketika Kabah Berlumuran Darah Manusia, Mayat di Sumur Zamzam, dan Haji Terhenti 10 Tahun

 

 

Insiden yang menggemparkan ini menggemakan banyak orang, memicu diskusi tentang kebebasan berekspresi agama, inklusi, dan toleransi dalam lingkungan pendidikan. 

 

Karena video tersebut telah mendapatkan daya tarik online, hal itu tidak hanya menarik perhatian pada keberanian para siswa tetapi juga membawa topik pemikiran yang lebih luas ke dalam wacana publik. 

 

Dalam sebuah pernyataan, Kepala Sekolah Dustin O'Neil (kepada orang tua) menyatakan, “Saya ingin menekankan bahwa pandangan yang diungkapkan (guru) tidak mencerminkan nilai-nilai penerimaan, inklusi, dan rasa memiliki yang membuat Northwood menjadi sekolah luar biasa di masyarakat. Kami sangat menyesal atas kerugian yang terjadi akibat komentar ini.”

 

S2J News menghargai Pendeta Henry Hildebrandt karena memuji keberanian keluarga dan siswa Muslim. Anak-anak Muslim yang mudah dipengaruhi ini menunjukkan komitmen teguh untuk menegakkan iman mereka.

 

 

Sumber: S2jnews  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler