Kucing Liar Berliur di Semarang Buat Warga Khawatir, Pemkot Pastikan Bukan Rabies

Sejumlah kucing liar ditangkap warga dan Dinas Pemadam Kebakaran Semarang.

ANTARA/Muhammad Adimaja
Vaksinator memeriksa gigi dan mulut kucing sebelum disuntik vaksin rabies (ilustrasi). Pemkot Semarang memastikan kucing liar berliur yang ditangkan tidak berpenyakit rabies.
Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sejumlah kucing liar yang ditangkap warga dan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang tidak berpenyakit rabies sehingga masyarakat tak perlu khawatir. Hal ini disampaikan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu memastikan bahwa sejumlah kucing liar yang ditangkap warga dan Dinas Pemadam Kebakaran tidak berpenyakit rabies sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.

Baca Juga


"Begitu ada laporan kami langsung komunikasi dengan Distan (Dinas Pertanian). Mereka sudah mengambil kucing itu dan ternyata tidak ditemukan rabies," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Senin (31/7/2023).

Pada Sabtu (29/7/2023), warga Sampangan Semarang sempat dihebohkan dengan adanya kucing liar yang berliur sehingga diduga rabies, dan menghubungi Dinas Damkar untuk membantu mengevakuasi kucing tersebut. Menurut dia, Distan Kota Semarang sudah diminta melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap keberadaan hewan liar, khususnya kucing yang dikhawatirkan warga Sampangan.

Ita juga mengimbau masyarakat yang hewan peliharaannya, khususnya kucing dan anjing seandainya mengalami gejala berbeda dengan kesehariannya bisa berkoordinasi dengan Distan Kota Semarang. "Bisa diperiksakan karena kami kan punya poliklinik hewan (pusat kesehatan hewan) di Gayamsari dan Mijen," kata perempuan pertama yang menjadi Wali Kota Semarang tersebut.

Kepala Distan Kota Semarang Hernowo Budi Luhur meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan kucing-kucing liar yang ditangkap di Sampangan karena bukan rabies. Begitu ada laporan, kata dia, Distan Kota Semarang segera menerjunkan tim untuk melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah kucing liar tersebut dan tidak menunjukkan gejala rabies.

Ia menjelaskan gejala rabies, antara lain hewan takut cahaya maupun air, cenderung agresif, dan hipersalivasi, yakni keluarnya air liur yang berlebihan dari mulut binatang tersebut. Hanya saja, Hernowo mengatakan keluarnya air liur berlebihan tidak selalu menunjukkan hewan tersebut terkena rabies, sebab bisa saja karena keracunan makanan, dan sebagainya.

Menurut dia, Jawa Tengah, termasuk Semarang merupakan daerah yang masih bebas rabies, dan kejadian yang muncul beberapa hari terakhir sebenarnya dipicu ketakutan masyarakat karena banyaknya hewan liar.

"Tidak usah panik. Kasus tadi (29/7/2023) malam di Gajahmungkur aman. Tidak apa-apa. Dia (kucing) tidak takut sinar, tidak takut air. Tidak menunjukkan gejala-gejala rabies," ucapnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler