Perahu Nelayan Cilacap Gunakan Energi Listrik Segera Diujicoba

Secara teoritis, penggunaan energi listrik dapat menghemat biaya operasional nelayan.

ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Nelayan memperbaiki kapalnya saat tidak melaut (ilustrasi)
Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap, Jawa Tengah, melalui Dinas Perikanan setempat segera melakukan uji coba penggunaan energi listrik pada perahu nelayan yang selama ini menggunakan bahan bakar minyak (BBM).

"Pada tahap uji coba ini, rencananya akan diterapkan pada dua tiga perahu nelayan yang menggunakan mesin tempel berkekuatan 15 PK yang beroperasi di laut dengan menggunakan BBM jenis pertalite," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap Indarto, di Cilacap, Selasa (1/8/2023).

Menurut dia, uji coba tersebut ditujukan untuk mengetahui kemampuan daya listrik yang tersimpan pada baterai guna mengoperasikan mesin tempel berkekuatan 15 PK pada perahu fiber yang memiliki panjang berkisar 10-12 meter saat berangkat melaut dengan kondisi melawan gelombang laut.

Ia mengatakan saat uji coba penggunaan elpiji sebagai pengganti BBM pada perahu nelayan beberapa waktu lalu, hasilnya diketahui bahwa mesin tempel yang menggunakan bahan bakar gas tersebut tidak kuat menerjang gelombang laut.

"Dulu pernah uji coba pakai gas, tapi kurang layak. Sekarang akan diujicobakan pakai energi listrik, kuat atau tidak kuat untuk menerjang ombak," katanya lagi.

Secara teoritis, kata dia, energi listrik yang tersimpan dalam baterai dapat digunakan untuk menghidupkan mesin perahu selama 10 jam jika digunakan di perairan darat seperti danau dan sungai.

Tetapi ketika baterai tersebut digunakan untuk perahu nelayan yang beroperasi di laut, ujar dia lagi, keandalannya harus dilakukan pembuktian lebih dahulu karena kondisi laut berbeda dengan perairan darat yang relatif tenang.

"Ketika melaut, perahu nelayan harus menerjang ombak atau melawan arus, tentunya membutuhkan energi yang lebih besar," ujar dia.

Diakui secara teoritis, penggunaan energi listrik atau baterai dapat menghemat biaya operasional nelayan karena relatif lebih murah daripada harga BBM jenis pertalite.

Dalam hal ini, nelayan harus mengeluarkan biaya BBM sedikitnya Rp 200 ribu untuk kebutuhan sekali melaut, namun dengan energi listrik diperkirakan hanya sebesar Rp 50 ribu. "Teman-teman nelayan sangat berharap penggunaan energi listrik itu bisa diterapkan di Cilacap," ujarnya.

Lebih lanjut, Indarto mengatakan uji coba penggunaan energi listrik pada perahu nelayan tersebut akan ditangani oleh PT PLN (Persero). Menurut dia, pihaknya bersama PLN hingga saat ini masih melakukan analisis ekonomi dan teknis termasuk jaringan listrik yang dibutuhkan.

Bahkan, katanya pula, PLN pun telah memetakan berbagai kebutuhan untuk mendukung program konversi dari BBM ke energi listrik pada perahu nelayan di Cilacap. "Jika tidak ada perubahan, uji coba akan dilaksanakan sekitar 10- 11 Agustus," jelas dia.


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler