Denmark Periksa Acak Warga Asing, Cegah Serangan Balasan Terkait Pembakaran Alquran
Di wilayah yang berbatasan dengan Jerman, patroli ditingkatkan.
REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN – Pemerintah Denmark memperketat pemeriksaan di perbatasan negaranya. Kebijakan ini untuk meningkatkan keamanan dalam negeri dan mencegah orang-orang tak dikehendaki memasuki Denmark. Swedia telah melakukan hal yang sama pekan ini.
Pihak berwenang Denmark takut ada serangan balasan setelah aktivis anti-Islam di Denmark maupun Swedia membakar Alquran dalam beberapa waktu belakangan ini. Penistaan ini juga memicu kemarahan dunia Islam dan meminta kedua negara mencegah kejadian serupa.
Penumpang yang tiba di Bandara Kopenhagen bahkan dari negara Eropa sekalipun yang memiliki visa Schengen akan menghadapi pemeriksaan lebih ketat. ’’Bentuknya berupa pemeriksaan acak,’’ demikian keterangan polisi Denmark, Jumat (4/8/2023).
Wisatawan yang datang dari Swedia menggunakan moda transportasi kereta atau mobil juga akan mengalami pemeriksaan lebih ketat. Sedangkan di wilayah selatan Denmark yang berbatasan dengan Jerman akan ada peningkatan patroli.
‘’Pihak berwenang hari ini memutuskan, saat ini perlu meningkatkan fokus pada orang-orang yang memasuki Denmark. Tujuannya, merespons ancaman terkini dan spesifik,’’ kata Kementerian Hukum Denmark, dalam pernyataan Kamis (3/8/2023) tengah malam.
Kebijakan ini berdasarkan masukan informasi dari polisi.’’Aksi pembakaran Alquran beberapa saat terakhir, seperti yang disampaikan polisi, berdampak pada situasi keamanan sekarang ini,’’ kata Menteri Hukum Peter Hummelgaard.
Aktivis sayap kanan Denmark membakar setidaknya sepuluh salinan Alquran pekan sebelumnya. Mereka berencana pada Jumat (4/8/2023) waktu setempat melakukan lagi pembakaran lagi dalam dua unjuk rasa serta tiga lainnya pada akhir pekan ini.
Pemerintah Swedia dan Denmark mengecam pembakaran Alquran dan mempertimbangkan undang-undang baru untuk menghentikan mereka. Namun, kritik di dalam negeri mengemuka yang menyatakan itu akan membatasi kebebasan berekspresi yang dilindungi konstitusi.
Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen pada Kamis tengah malam, menyatakan kitab suci agama mestinya tak dibakar.’’Saya pikir, ini salah jika seseorang berdiri di sana dan membakar Injil. Saya juga berpikir tak seharusnya membakar Taurat,’’ katanya.
‘’Pembakaran Alquran yang sangat menyerang dan gegabah dilakukan segelintir individu. Mereka tak merepresentasikan nilai-nilai yang dibangun masyarakat Denmark,’’ kata Menlu Lars Lokke Rasmussen dalam sebuah pernyataan pekan lalu.
Ia menambahkan, tindakan apapun yang diambil tentu harus dalam kerangka konstitusional, yang melindungi kebebasan berekspresi serta dalam cara yang tak mengubah fakta kebebasan berekspresi di Denmark memiliki cakupan yang luas.
Pada akhir Juli lalu, Denmark menyatakan sedang mencari perangkat hukum yang membuat pihak berwenang mengintervensi aksi-aksi pembakaran Alquran. Intervensi dilakukan jika memang aksi itu berampak negatif bagi Denmark, termasuk terkait keamanan.
‘’Faktanya, kami memberikan sinyal bahwa baik di dalam Denmark maupun di luar negeri sedang berproses untuk itu agar membantu menyelesaikan masalah yang kami hadapi,’’ kata Rasmussen.