Konten Oklin Fia, Ustadz Wijayanto: Allah SWT Melaknat yang Berpakaian tapi Telanjang
Dalam berpakaian sebaiknya memilih yang tidak menunjukkan lekuk tubuh.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Islam, Allah SWT telah memberikan arahan dan panutan terkait apa-apa yang harus dikenakan. Salah satunya adalah Allah SWT melaknat umat-Nya yang berpakaian tapi telanjang.
"Allah SWT melaknat orang yang ber-tabarruj. Tabarruj itu salah satunya berpakaian tapi telanjang," kata Ustadz Wijayanto saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (8/8/2023).
Definisi berpakaian tapi telanjang menurutnya ada dua. Pertama, pakaian yang digunakan terlalu ketat sehingga menimbulkan kesan sensual. Selanjutnya, pakaian yang terlalu tipis sehingga apa yang digunakan di dalamnya bisa terlihat.
Karena itu, ia menyebut dalam berpakaian sebaiknya memilih yang tidak menunjukkan lekuk tubuh maupun tidak transparan atau tidak terlalu tipis. Hal ini disebut sesuai dengan definisi pakaian takwa, sebagaimana yang tertulis dalam QS Al Ahzab ayat 59 dan An Nur ayat 31.
Dalam QS Al Ahzab ayat 59, Allah SWT bersabda, "Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, "'Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.' Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
Sementara dalam QS An Nur ayat 31 dituliskan, "Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat."
"Dari sisi itu, maka mereka yang tabarruj berarti bukan mengenakan pakaian muslimah, itu hanya fashion, yang harusnya fungsi takwa karena memenuhi perintah Allah SWT," ucap pria kelahiran 1968 ini.
Jika hanya untuk memenuhi unsur fashion, maka hal ini sama seperti orang-orang di luar negeri yang juga menggunakan penutup kepala, dengan tujuan menghalau dingin ketika musim itu tiba. Jadi ketika seseorang memakai jilbab tapi tidak mengandung unsur ketakwaan, maka itu belum memenuhi syarat wajib memakai jilbab.
Jilbab, kata Ustadz Wijayanto, tidak hanya sebagai penutup fisik tapi juga perilaku dan hati. Dalam bahasa agama hal ini dikenal sebagai surah, sirah, dan sarirah.
Surah berarti tampilan fisik atau luar, sirah adalah perilaku, dan sarirah adalah hatinya. Bagi seseorang yang menggunakan jilbab, tapi mabuk-mabukan, pergi ke diskotik, atau bergosip, maka jilbab ini tidak memiliki arti apapun.
Ustadz Wijayanto turut buka suara atas konten-konten yang dihasilkan oleh Tiktoker Oklin Fia. Menurutnya, apa yang ia bagikan di media sosial sudah masuk dalam tahap pelecehan agama.
"Itu harus ditegur. Itu sudah masuk dalam pelecehan agama," ujar dia saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (9/8/2023).
Secara rinci, Ustaz Wijayanto menyebut pelecehan agama ini terjadi karena Oklin merepresentasikan diri sebagai Islam dengan pakaiannya, tetapi berperilaku tidak sepantasnya.
Salah satu yang disoroti adalah konten terbarunya yang menunjukkan ia memakan es krim, tetapi tidak dengan cara yang biasa. Meski menggunakan jilbab, tetapi Oklin melakukan pose-pose yang tidak menggambarkan pakaian yang ia kenakan.