Program Jambore Dunia Digelar Dalam Ruangan Akibat Topan di Korsel

Sekitar 37 ribu Pramuka dari 156 negara pindah ke 128 akomodasi berbeda di Seoul.

Kim Myung-nyeon/Newsis via AP
Peserta Jambore Pramuka Dunia dievakuasi dari lokasi perkemahan di Buan, Korea Selatan, Selasa (8/8/2023).
Rep: Dwina Agustin Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Program untuk peserta Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan (Korsel) akan diadakan hanya di dalam ruangan pada Kamis (10/8/2023). Kegiatan ini mempertimbangkan kehadiran Topan Khanun yang kuat di negara tersebut.

Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Lee Sang-min mengatakan, pemerintah bertekad melarang kegiatan luar ruangan bagi peserta jambore selama hari itu saja. "Kegiatan luar ruangan (peserta jambore) akan diblokir besok karena topan akan melewati pusat negara kita," katanya menegaskan keputusan itu dibuat sendiri sebagai menteri yang bertanggung jawab atas keselamatan.

Sekitar 37 ribu Pramuka muda dan sukarelawan dewasa dari 156 negara pindah ke 128 akomodasi berbeda di Seoul dan tujuh wilayah lainnya pada Selasa (8/8/2023). Tapi, aturan pelarangan keluar itu mulai diberlakukan setelah topan diperkirakan akan melanda pantai selatan negara itu pada Kamis pagi. Khanun diperkirakan akan terus bergerak ke utara dan melewati sedekat 30 kilometer timur Seoul sekitar pukul 21.00 pada Kamis.

Pramuka muda sehari sebelumnya berpartisipasi dalam berbagai program pengalaman budaya yang disiapkan oleh pemerintah daerah dari delapan wilayah. Mereka terlibat dalam kegiatan "Welcome to Seoul Dance Night", tur ke istana sementara di Benteng Hwaseong di Provinsi Gyeonggi, dan acara Mud Mob Festival di kota pantai barat tengah Boryeong.

"Program luar ruangan masih bisa sampai hari ini. Kalaupun besok diadakan, harusnya indoor," ujar Lee pada Rabu (9/8/2023), dikutip dari Yonhap.

Pemerintah daerah diharapkan fleksibel menawarkan program dalam ruangan, seperti pengalaman upacara minum teh kepada peserta jambore pada Kamis. Lee juga mengatakan, pemerintah akan melakukan segala upaya untuk menjaga keselamatan peserta jambore dari topan.

Polisi serta pejabat publik lainnya akan memeriksa semua faktor risiko, seperti banjir, benda jatuh, dan tanah longsor, di sekitar akomodasi para peserta. 

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler