PAN-Golkar Gabung Prabowo, Pengamat: Pilpres Dipastikan Tiga Poros Koalisi
Koalisi PDIP-PPP-Hanura-Perindo, Gerindra-PAN-Golkar-PKB dan Nasdem-Demokrat-PKS
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) resmi bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2024-2029.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan, dengan bergabungnya PAN-Golkar ini, Pilpres akan diikuti oleh tiga poros yakni koalisi PDIP-PPP-Hanura-Perindo, Koalisi Gerindra-PAN-Golkar-PKB dan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
"Kalau deklarasi hari ini PAN-Golkar ke Prabowo, artinya Pilpres diprediksi akan diikuti tiga poros, PDIP-PPP dengan Hanura Perindo lalu ada koalisi Perubahan Nasdem Demokrat dan PKS dan juga ada Gerindra-PAN. Golkar dan PKB dalam tanda kutip," ujar Ujang dalam keterangannya, Ahad (13/8/2023).
Namun, Ujang mengatakan, PKB masih bisa berpeluang pindah dari koalisi Prabowo. Hal ini karena PKB kerap mengisyaratkan mengincar posisi calon wakil presiden.
"Apakah PKB masih akan di Koalisi Gerindra atau ketika PAN-Golkar bergabung dengan Prabowo, dia menyebrang ke PDIP apa enggak," ujar Ujang.
Ujang juga meyakini, PDIP tetap akan mantap mendukung pencapresan Ganjar Pranowo meskipun koalisi partai lebih besar ke capres Prabowo. Menurutnya, secara hitung-hitungan, PDIP diuntungkan dengan mencalonkan kader sendiri dibandingkan mendukung calon lain.
"Saya yakin PDIP pasti akan mati-matian tetap dukung Ganjar, logika sederhana dalam konteks Pilpres, PDIP membutuhkan efek ekor jas atau coattail effect, karenanya yang mesti dicapreskan PDIP ya mesti kadernya, paling tidak, kalau Ganjar kalah, PDIP tetap dapat ekor jas," ujarnya.
"Tetapi kalau misalkan PDIP gabung ke parpol lain, PDIP rugi, rugi tidak usung capresnya ya, lalu jadi follower koalisi lain, lalu juga enggak dapat efek ekor jas dalam pilegnya, saya yakin PDIP akan tetap mati-matian dukung Ganjar," tambahnya.
Sementara untuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) kata Ujang, juga kemungkinan tidak akan ada perubahan. Apalagi, jika bakal calon presiden Anies Baswedan memilih Ketua Umum Partai Demokrat sebagai calon wakil presiden.
"Apakah koalisi perubahan akan berubah, kemungkinan besar kalau AHY cawapres Anies maka tidak ada perubahan. Jadi Nasdem PKS Demokrat akan begitu," ujarnya.
Dengan demikian, kontestasi Pilpres akan diikuti oleh tiga kandidat capres dengan pemetaan saat ini.
"Jadi koalisi Prabowo akan melawan PDIP-PPP dengan partai koalisi lainnya lalu juga akan melawan Koalisi Perubahan," ujarnya.
Hari ini PAN bersama Golkar resmi bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2024-2029.
Acara deklarasi digelar di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (13/8/2023). Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Ketua Umum Partai PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hadir dalam acara tersebut.
Selain itu, sejumlah petinggi partai ikut hadir. Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Lodewijk Freidrich Paulus, bersama Ketua DPD Partai Golkar Jabar, Tubagus Ace Hasan Syadzily, dan Dito Ganundito juga tampak hadir.
Sebelum Partai Golkar dan PAN, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi yang pertama berkoalisi dengan Partai Gerindra. KKIR diteken kedua partai politik pada satu tahun yang lalu.
Setelah PKB, Partai Bulan Bintang (PBB) menyakatan dukungannya kepada Prabowo. Selanjutnya, Partai Gelora akan menyampaikan dukungannya kepada Menteri Pertahanan (Menhan) itu.