Pasukan Ukraina Alami Demoralisasi di Garis Depan

Semangat juang pasukan Ukraina melemah karena gagalnya serangan balik ke Rusia

Russian Defense Ministry Press Service photo
Angkatan bersenjata Ukraina mengalami kerugian besar saat melakukan serangan balik ke Rusia.
Rep: Amri Amrullah Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, GENICHESK -- Angkatan bersenjata Ukraina mengalami kerugian besar saat melakukan serangan balik ke Rusia. Kepala distrik Snigirevka yang dikuasai Ukraina, Yuri Barbashov, mengatakan dalam upaya serangan balasan tersebut, Kiev disebut merekrut banyak penduduk sipil Kherson dan Nikolayev.

"Menurut informasi yang diperoleh dari pihak lawan (Ukraina), banyak kerugian yang diderita Ukraina, termasuk kehilangan sekitar 48 ribu orang di semua garis depan pertempuran," kata Barbashov. "Kemungkinan untuk bertahan setidaknya tiga hari di garis depan diperkirakan sangat kecil," ujarnya dalam keterangan kepada TASS, Ahad (13/8/2023).

Ia menambahkan bahwa berdasarkan informasi yang datang dari kalangan militer Ukraina, mereka (pasukan) mengalami demoralisasi serius atau melemahnya semangat juang di garis depan sehubungan dengan kerugian yang dialami Ukraina.

"Tampaknya, serangan-serangan yang ditujukan untuk mengisi kembali angkatan bersenjata Ukraina akan terus berlanjut," kata pejabat tersebut.

Sebuah penggerebekan besar baru-baru ini dilakukan di dekat komisariat militer di Nikolayev, di mana sekitar 1.200 orang direkrut, yang cukup untuk membentuk tiga batalyon. Beberapa minggu yang lalu, orang-orang ini dikirim ke garis depan tanpa pelatihan apa pun.

"Penggerebekan serupa kini terjadi di Kherson, di mana orang-orang dikumpulkan oleh polisi di jalan-jalan kota sebagai upaya untuk mengganti personel yang hilang," katanya.

Menurut dia, Kiev kini telah mengerahkan kembali pasukannya ke distrik Kherson. "Menurut informasi kami, personil dan peralatan militer sedang dikerahkan kembali dari Ukraina barat ke timur, dan pasukan sedang dikumpulkan di daerah Kherson," kata Barbashov.

Seperti yang dilaporkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia, tentara Ukraina telah melakukan upaya ofensif yang gagal sejak 4 Juni. Menteri Pertahanan Sergey Shoigu melaporkan pada 11 Juli bahwa jumlah korban tentara Ukraina telah melebihi 26.000 orang sejak Kiev melancarkan serangan balasan.

Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan bahwa pasukan Ukraina telah gagal mencapai kesuksesan di daerah-daerah garis depan manapun.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler