Polandia Tuduh Rusia dan Belarusia Gunakan Imigran untuk Pecah Belah Uni Eropa
Pada 2023, ada 16.000 upaya untuk menyeberangi perbatasan Polandia secara ilegal.
REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki, mengatakan pada Ahad (13/8/2023) bahwa situasi tegang di perbatasan antara Polandia dan Belarusia adalah hasil dari rencana bersama Minsk dan Moskow untuk mengacaukan negara tersebut dan Uni Eropa.
"Selama lebih dari dua tahun, Polandia telah mengalami serangan di perbatasan timurnya," kata Morawiecki kepada harian Italia Corriere della Sera.
Polandia mengatakan pekan lalu bahwa mereka mengirim 10 ribu tentara ke daerah perbatasan untuk meningkatkan keamanan. Pengerahan 10 ribu pasukan ke perbatasan ini guna menghadapi apa yang dikatakannya sebagai peningkatan jumlah provokasi perbatasan Belarusia, yang kemudian dibantah langsung oleh Minsk.
Morawiecki menambahkan bahwa Rusia dan Belarusia dengan mengejek posisi Polandia, "menggunakan para imigran untuk menyerang struktur keamanan Polandia dan memecah persatuan sekutu-sekutu Eropa," katanya.
Dia mengatakan bahwa pada tahun 2023, ada 16.000 upaya untuk menyeberangi perbatasan Polandia secara ilegal. Polandia telah menghadapi gelombang migran yang melintasi perbatasan timurnya dengan Belarusia sejak musim panas 2021. Warsawa menuduh Minsk mengatur penyeberangan ilegal tersebut.
Mengacu pada kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner, Morawiecki menambahkan, baru-baru ini, lebih dari seratus tentara bayaran Wagner bergerak menuju Suwalki Pass, dekat perbatasan Polandia. Ini bisa menjadi fase berikutnya dari serangan hibrida yang sedang berlangsung di Polandia.
"Kami telah melihat di Afrika dan Ukraina apa yang mampu mereka lakukan," tambahnya.
Dia menambahkan bahwa para pejuang Wagner menimbulkan ancaman karena mereka dapat menyamar sebagai penjaga perbatasan Belarusia dan membantu para imigran ilegal untuk masuk ke Polandia.
"Mereka juga dapat melatih para imigran untuk memprovokasi dan menyerang pasukan Polandia. Mereka dapat mencoba melintasi perbatasan, berpura-pura menjadi imigran ilegal dan kemudian mencoba mengacaukan negara kita," pungkas Morawiecki.