Perlu Dicontoh, Ini Strategi Tujuh Kota Besar Dunia untuk Mengatasi Polusi Udara Parah
Jakarta kembali masuk daftar 10 kota besar dengan kualitas udara tercemar nomor 3.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam situs Swiss indeks kualitas udara 2023 (IQAirI 2023), Jakarta kembali masuk dalam daftar 10 kota besar dengan kualitas udara tercemar nomor 3, dengan posisi udara kualitas tidak sehat di angka 153.
Walau masuk dalam 10 kota besar terpolusi dunia pada 2023, Jakarta sebelumnya sempat memperbaiki posisinya, terutama saat terjadinya pandemi 2020 hingga 2022. Walau akhirnya setelah selesai Pandemi, ketika masyarakat kembali beraktivitas kendaraan, angka tersebut kembali masuk dalam 10 kota besar dengan polisi terbesar.
Namun, ada beberapa kota besar di negara dunia yang tetap berhasil mempertahankan kualitas udaranya dan keluar dari kota dengan kualitas udara tidak sehat menjadi moderat, bahkan baik. Apa saja kota besar tersebut dan apa strategi yang dilakukan kota tersebut hingga keluar dari kota dengan tingkat polisi tinggi.
Dilansir dari C40.org, berbagai kota telah berhasil mengatasi polusi udara menuju masa depan yang lebih sehat.
London, Inggris
Kota London memperkenalkan zona rendah emisi. Kota London telah dikenal dengan kota perintis Revolusi Industri, sejak seabad lalu memiliki masalah polusi udara.
Setelah berkutat lama dengan masalah polusi udara, pada April 2019 akhirnya London menerapkan kebijakan ultra-low emission zone (ULEZ). Zona rendah emisi di London ini berhasil membersihkan udara, melindungi kesehatan, dan mengurangi biaya. Zona rendah emisi di London ini telah memberikan efek transformatif terhadap kualitas udara di kota tersebut.
Zona ini dirancang untuk membantu London memenuhi batas legal Inggris untuk nitrogen dioksida (NO2) dan memenuhi ambisi Ketua C40 dan Wali Kota London Sadiq Khan untuk mencapai target sementara Organisasi Kesehatan Dunia untuk PM2.5 (materi partikulat) pada 2030.
Dalam sepuluh bulan pertama, program ini berhasil mengurangi konsentrasi NO2 di dalam zona tersebut sebesar 44 persen dan konsentrasi PM2.5 sebesar 27 persen. Pada akhir 2019, jumlah penduduk London yang tinggal di area dengan tingkat NO2 ilegal telah menurun hingga 90 persen dari tingkat tahun 2016.
Diperkirakan bahwa ULEZ akan mencegah 250 ribu kasus baru penyakit terkait NO2 dan PM2.5 dan 1,1 juta pasien baru yang dirawat di rumah sakit terkait polusi udara di seluruh London pada 2050. Hal ini akan menghasilkan penghematan biaya untuk Layanan Kesehatan Nasional Inggris dan sistem perawatan sosial sebesar 4,2 miliar poundsterling.
Perluasan ULEZ telah membuat udara lebih aman bagi lebih dari 255 ribu orang yang hidup dengan kondisi paru-paru di pusat kota London. Karena polisi udara yang sangat akut bisa meningkatkan hingga 91 persen kematian dini, akibat kualitas udara yang buruk.
Amman, Yordania
Selanjutnya adalah BRT di Kota Amman, Yordania. Pada Juni 2022, Greater Amman Municipality mengambil langkah signifikan menuju masa depan yang berkelanjutan dengan membuat Peta Jalan Cerdas untuk kota tersebut.
Peta jalan ini mencakup penempatan sensor kualitas udara di area yang paling padat lalu lintas di Amman, sehingga memungkinkan pemantauan tingkat polusi udara. Amman telah mengambil langkah-langkah konkret untuk mengurangi emisi dari sektor transportasi, salah satu kontributor utama polusi udara di kota ini.
Kota ini meluncurkan jaringan bus rapid transit (BRT), yang memperluas angkutan umum dan menyediakan pilihan yang lebih mudah diakses bagi para komuter. Selain itu, pemerintah kota telah meningkatkan jalur pejalan kaki di sekitar stasiun dan koridor BRT sehingga mendorong orang untuk menggunakan transportasi umum daripada kendaraan pribadi.
Sebagai bagian dari inisiatif ini, kota ini juga memperkenalkan 135 bus baru, menyediakan pilihan transportasi yang lebih berkelanjutan. Rencana tersebut mencakup pengenalan 151 bus lagi pada 2023, yang semakin memperkuat komitmen Amman terhadap transportasi berkelanjutan dan mengurangi emisi karbon.
Langkah-langkah ini merupakan contoh nyata dari upaya kota untuk mencapai masa depan yang lebih hijau dengan udara yang lebih bersih. Karena kota dengan banyak kendaraan pribadi adalah penyebab nomor satu polusi udara.
Sehingga sangat tepat bila Wali Kota di beberapa negara mengatasi tantangan ini dengan mempromosikan transportasi umum, berjalan kaki dan bersepeda, menciptakan area rendah dan nol emisi atau beralih ke kendaraan listrik.
Lima, Peru
Kemudian, Kota Lima, Peru dengan perbanyak akses sepeda dan pejalan kaki. Kota ini telah memperluas zona rendah emisi dengan perbanyak akses perjalan kaki dan bersepeda di Lima. Kampanye Respira Limpio di kota Lima, telah efektif bekerja untuk mengurangi emisi kendaraan.
Yakni dengan mengidentifikasi kendaraan dengan emisi tinggi dan memfasilitasi perbaikannya. Kampanye ini telah ditingkatkan secara signifikan selama beberapa tahun terakhir, meningkat dari sepuluh operasi di sembilan kota pada tahun 2019 menjadi 47 operasi di 29 kota pada tahun 2021.
Selain itu, Damero de Pizarro di Lima merupakan area pusat bersejarah di mana zona rendah emisi telah ditetapkan. Area ini mencerminkan komitmen kota untuk mengurangi emisi dan meningkatkan kualitas udara.
Dengan bantuan Program Bantuan Teknis Kualitas Udara C40, Lima telah melakukan analisis kualitas udara dan kesehatan dari berbagai skenario pembatasan kendaraan di dalam zona rendah emisi.
Hasil dari analisis ini akan menjadi masukan bagi proyek C40 yang didanai oleh UKAID yang berfokus pada penerapan dan perluasan zona rendah emisi - termasuk pembatasan kendaraan dan peningkatan infrastruktur pejalan kaki dan pesepeda - untuk membantu kota ini mencapai komitmen yang telah ditetapkan oleh C40 Clean Air Accelerator.
Shenzhen, Cina
Serbakendaraan lisktrik di Kota Shenzhen. Kota di Cina ini memperluas armada transportasi listriknya. Shenzhen mulai melakukan pengadaan bus tanpa emisi pada tahun 2009 sebagai bagian dari program nasional Cina yang menyerukan sepuluh kota untuk menggunakan setidaknya 1.000 kendaraan listrik.
Kota ini telah menyelesaikan elektrifikasi seluruh armada transportasinya pada tahun 2017, dengan total 16 ribu bus listrik dan 22 ribu taksi listrik. Hal ini telah mengurangi emisi polusi udara dan juga emisi karbon sebesar 194 ribu ton emisi karbon per tahun jika dibandingkan bus diesel konvensional.
Hal ini telah membantu kota ini memiliki salah satu tingkat polusi udara terendah di antara kota-kota besar di Cina. Shenzhen menduduki peringkat ketujuh di antara 74 kota tahap pertama dalam hal perbaikan kualitas udara pada tahun 2013.
Keberhasilan program ini merupakan hasil dari dukungan pemerintah yang kuat, inovasi, dan pembelajaran dari proyek-proyek percontohan di Cina.
Bengaluru, India
Area ramah bagi pejalan kaki dan pesepeda di kota Bengaluru. Kota Bengaluru di India, telah berhasil mengimplementasikan proyek pedestrianisasi dan mengubah jalan-jalannya menjadi lebih ramah pejalan kaki dan pesepeda, yang menghasilkan peningkatan kualitas udara dan pusat kota yang lebih berkelanjutan.
Salah satu contoh suksesnya adalah inisiatif Church Street First, yang mengubah jalan yang sibuk di Distrik Pusat Bisnis Bengaluru menjadi khusus pejalan kaki pada akhir pekan. Sebuah studi oleh IISc menunjukkan peningkatan kualitas udara yang signifikan di Church Street selama akhir pekan yang diperuntukkan bagi pejalan kaki, dengan konsentrasi PM10 dan PM2.5 yang masih berada di bawah Standar Kualitas Udara Ambien Nasional untuk sebagian besar akhir pekan.
Keberhasilan proyek ini telah mendorong kota ini untuk memperluas inisiatif ini; Commercial Street, lokasi sibuk lainnya di pusat kota Bengaluru, juga telah diubah menjadi zona khusus pejalan kaki. Kota ini berencana untuk mengimplementasikan proyek serupa di area sibuk lainnya, seperti Gandhi Bazaar Street dan Malleshwaram 8th Cross, untuk meningkatkan kemampuan pejalan kaki dan kualitas udara.
Selain itu, Proyek TenderSure di Bengaluru telah mengubah 55 km jalan menjadi jalan yang lebih ramah bagi pejalan kaki dan pesepeda, dengan rencana untuk memperluas proyek ini dengan menambahkan lebih banyak jalan dan membuat pusat kota menjadi lebih ramah bagi pejalan kaki dan pesepeda.
Bogota, Kolombia
Meningkatkan pemantauan kualitas udara dan zona rendah emisi di Kota Bogota, Kolombia.
Pada Hari Udara Bersih untuk Langit Biru PBB 2022, Wali Kota Bogotá dan Wakil Ketua C40, Claudia López, meluncurkan jaringan sensor mikro kualitas udara terbesar di Amerika Latin - sebuah langkah penting untuk meningkatkan kualitas udara dan kesehatan masyarakat di kota tersebut.
Jaringan 210 sensor kualitas udara baru, yang akan menjadi yang terbesar di Amerika Latin, akan digunakan selama tiga tahun ke depan untuk memantau dan menginformasikan upaya peningkatan kualitas udara kota di area prioritas.
Dengan dukungan C40, kota ini sedang mengembangkan rencana pemantauan kualitas udara untuk memperkuat informasi teknis yang mendukung desain dan evaluasi Kawasan Perkotaan Udara Bersih (Zonas Urbanas por un Mejor Aire, atau "ZUMA").
Secara paralel, Bogotá dan C40 sedang mengembangkan peta jalan implementasi ZUMA dan strategi komunikasi untuk membangun dukungan bagi peluncuran zona rendah emisi, melibatkan penduduk setempat dan pemangku kepentingan utama yang bersatu dalam aksi untuk membersihkan udara bagi penduduk Bogotá.
Seoul, Korea Selatan
Kebijakan yang membantu warga Kota Seoul bernapas lebih sehat. Kota Seoul telah membuat kemajuan yang signifikan dalam mengatasi polusi udara dengan mengimplementasikan Rencana Aksi Pengendalian Kualitas Udara (2020-2024).
Rencana tersebut mencakup 64 proyek yang mencakup empat bidang utama: pengurangan emisi, perlindungan kesehatan masyarakat, kerja sama dalam dan luar negeri, serta keterlibatan publik. Pada 2021, kota ini mencapai rekor terendah polusinya, di 20㎍/㎥ untuk tingkat PM2.5, turun dari 25㎍/㎥ pada tahun 2019 dan 21㎍/㎥ pada tahun 2020.
Keberhasilan ini dapat dikaitkan dengan berbagai langkah seperti penggunaan boiler yang lebih bersih dan lebih hemat energi, inisiatif transportasi termasuk penggunaan kendaraan listrik bertenaga baterai, penghapusan dan peningkatan kendaraan yang lebih tua, dan penerapan Zona Transportasi Hijau.
Selain itu, kota ini telah memperketat inspeksi lokasi konstruksi, yang mengarah pada peraturan yang lebih ketat tentang debu dan polusi di lokasi konstruksi besar, dan retrofit mesin konstruksi lama untuk membantu mengurangi polusi.