Greenpeace Temui Penyakit Kulit Warga Marunda Diduga Akibat Polusi dan Debu Batubara

Greenpeace Indonesia menemukan penyakit kulit warga Marunda disebabkan debu batubara.

Republika/Thoudy Badai
Kondisi polusi di langit Jakarta terlihat dari Gedung Perpustaakan Nasional, Jakarta, Senin (14/8/2023). Greenpeace Indonesia menemukan penyakit kulit warga Marunda disebabkan polusi dan debu batubara
Rep: Fergi Nadira Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Greenpeace Indonesia menemukan penyakit kulit pada warga Marunda, Jakarta Utara yang dekat dengan Pelabuhan tempat hilir mudik kapal batu bara. Organisasi Lingkungan itu mengatakan, bahwa polusi udara dan debu batubara penyebab utama penyakit kulit pada warga di sekitar Pelabuhan Marunda.

Baca Juga


"Semakin hari, kualitas udara di Jakarta menjadi suatu hal yang langka. Hal ini terjadi di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara,  sebanyak 63 warga menderita gatal-gatal akibat polusi udara dan debu batubara sejak beberapa bulan lalu," kata Greenpeace Indonesia di akun Twitter @GreenpeaceID, dikutip Republika di Jakarta pada Senin (14/8/2023).

Greenpeace Indonesia yakin bahwa pencemaran batubara sekaligus polusi udara membuat warga gatal-gatal. Aktivitas keluar masuknya kapal tongkang pembawa batubara dikatakan berpengaruh pada sakit yang dialami banyak warga.

"Warga pun sempat mengkonsultasikan tentang gejala yang mereka alami, pihak Puskesmas setempat pun menduga hal ini terjadi akibat polusi dan debu batubara," kata Greenpeace dalam laporannya.

Berdasarkan data alat pemantau kualitas udara, Marunda memang sudah melewati ambang batas udara yang layak dihirup menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kandungan PM 2,5 dalam udara di Marunda dapat memicu ISPA, penyakit jantung, gatal, iritasi kulit hingga penyumbatan darah di otak.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler