In Picture: Suasana Sepi Penghuni Rumah Terduga Teroris dan Titipan Kapolda Metro

Kata orang-orang yang lihat istri DE bercadar, pas saya nganterin tidak bercadar.

Suasana rumah yang digerebek Densus 88 di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Rabu (16/8/2023) pagi.

Suasana rumah yang digerebek Densus 88 di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Rabu (16/8/2023) pagi.

Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Ali Yusuf

BEKASI -- Suara burung perkutut memecah kesunyian kompleks Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Jawa Barat pada Rabu (16/8/2023) pagi WIB. Sebelumnya, pada Senin (14/8/2023) menjelang Maghrib, warga yang tinggal di perumahan ini dihebohkan dengan penangkapan terduga teroris berinisial DE oleh Densus 88 Antiteror Polri.

Baca Juga



Personel Densus 88 lengkap dengan senjata laras panjang mengepung satu unit rumah Blok 7, Nomor 21 yang dihuni terduga teroris, untuk melakukan penggeledahan mencari alat bukti. Dua hari berlalu, Republika.co.id medatangi rumah terduga teroris tipe 32 meter persegi (m2) tepat pukul 08.44 WIB, yang kini terlihat sunyi sepi.

Tidak ada cahaya lampu menyala dari dalam, dan kipas luar AC yang menempel di atas dinding juga tak berputar. "Sejak penangkapan sepi gak ada yang keluar," kata Agam, petugas pos keamanan RT 07, RW 08, Kelurahan Harapan Jaya Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat kepada Republika.co.id, Rabu.

Garis polisi yang membalut rumah ini juga sudah tak terlihat lagi. Agam mengatakan, garis polisi sudah dicabut setelah penggerebekan selesai usai Maghrib. "Malamnya juga langsung dicabut," katanya.

Agam menceritakan, pada saat aparat Densus 88 mendatangi perumahan, pos tempatnya berjaga penuh sesak oleh mobil aparat dan kendaraan warga yang menyaksikan penggeledahan. Saking penasaran, warga luar kompleks ikut-ikutan menyaksikan proses penggeledahan. "Pokoknya banyak banget mulai dari orang sampai kendaraan milik aparat dari Densus 88 dan Pelopor," katanya.

Sayangnya pada saat penggeledahan terjadi, Agam mengaku sedang tidak ada di pos jaga. Kebetulan Pos Keamanan RT 07, RW 08, Kelurahan Harapan Jaya. "Saya tidak ada di lokasi. Saya jaga parkir di luar," katanya.

Meski mengetahui peristiwa penggeledahan di rumah terduga teroris, Agam tak mengetahui seperti apa kronologis penangkapan salah satu penghuni kompleks perumahan ini. Dia menyebut, tiba-tiba banyak aparat datang masuk perumahannya. "Tapi kronologinya saya tidak tahu," katanya.

Agam mengaku jarang berinteraksi dengan DE sebagai pemilik rumah yang ditangkap Densus 88. Penangkapan DE yang merupakan pegawai PT Kereta Api Indonesia (KAI) dilakukan di tempat lain, yang tidak dijelaskan oleh polisi. Dia memaklumi keadaan tersebut karena pemilik rumah sibuk bekerja. "Namanya juga pemilik kompleks sibuk kerja. Saat pulang kerja langsung istirahat," kata Agam.

Cerita saksi mata
Suasana rumah terduga teroris setelah digeledah Densus 88 Antiteror terpantau sunyi. Istri Ketua RT 07, RW 08, Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Tri Widiarti memastikan, istri DE yang ditangkap Densus 88 masih tinggal di dalam rumah. "Masih ada istri sama dua anaknya dan ibu mertuanya," kata Tri saat ditemui Republika.co.id, Rabu.

Tri menyampaikan, dua anak pemilik rumah itu masih kecil-kecil, dan semuanya perempuan. Pada saat penggeledahan terjdi, sambung dia, penghuni rumah sedang becengkrama di rumahnya dan istrinya sedang menunggu kelahiran anak yang ketiga. "Ada dua (anak) di bawa lima tahun, istrinya juga sedang hamil tua," katanya.

Tri memastikan, setelah penggeledahan, penghuni tak ada yang keluar rumah. Dia bahkan mengaku, pada Selasa (15/8/2023), sempat membawakan beberapa keperluan sebagai bantuan untuk memenuhi kebutuhan pemilik rumah. "Iya kita bawain beberapa keperluan," katanya.

Tri menyebut, berbagai keperluan keluarga terduga teroris itu bukan hasil patungan warga setempat, melainkan titipan dari Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto yang juga ikut datang saat penggeledahan rumah. "Titip dari Bapak Kapolda yang datang kemarin itu," katanya.

Dia tak merinci keperluan apa saja yang diberikan Kapolda Irjen Pol Karyoto. Yang jelas selain makanan, ada beberapa uang Rp 200 ribu yang diberikan Irjen Karyoto. "Diterimanya segitu," katanya.

Sang istri tak bercadar...

Tri mengaku, baru sekali bertemu dengan istrinya terduga teroris itu saat memberikan logistik ke tempat kejadian perkara (TKP) pascapenggeledahan. Selama kurang lebih enam bulan mengontrak rumah, ia tak pernah bertemu sama sekali dengan penghuni rumah.

Yang membuatnya terkejut, adalah cerita para tetangga dan apa yang disaksikannya berbeda. Istri DE ternyata berpakain biasa saja. "Kata orang-orang yang lihat bercadar. Tapi pada saat nganterin keperluan tidak pakai cadar," katanya.

Tri mengatakan, menurut cerita suaminya sebagai Ketua RT di wilayah ini, DE dalam kesehariannya di luar jam kerja, bisa berbaur dengan warga umumnya. Namun, kehadirannya memang dalam momen tertentu saja, seperti rapat RT. "Kata suami suka gabung saat acara RT," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler