Mengapa Uang Gajian Habisnya Cepat?

Kerap terjadi adopsi gaya hidup yang tidak sesuai dengan kapasitas finansial.

www.freepik.com
Gajian yang biasa diterima setiap bulan diketahui acap sering habis sebelum waktunya. (ilustrasi)
Rep: Wilda Fizriyani  Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Gajian yang biasa diterima setiap bulan diketahui acap sering habis sebelum waktunya. Kondisi ini ternyata telah menarik dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kenny Roz, untuk memberikan pandangannya.

Baca Juga


Menurut Kenny, lulusan baru yang mendapatkan pekerjaan seringkali menggunakan gajinya tanpa pikir panjang. Mereka acap membeli barang-barang yang sebenarnya tidak begitu dibutuhkan dan hanya mengedepankan gengsi. "Hal itu membuat mereka kesulitan untuk menabung sebagian pendapatannya," kata Kenny.

Menurutnya, salah satu kesalahan keuangan yang umum dilakukan anak-anak muda adalah mengesampingkan perencanaan anggaran. Banyak dari mereka yang beralasan terlalu sibuk dengan aktivitas sehari-hari. Ada juga yang menganggap perencanaan anggaran tidak memberikan efek apa-apa dan lain sebagainya. 

Kenny menilai rencana anggaran merupakan alat yang kuat dalam mengelola keuangan. Namun banyak banyak dari mereka hanya mengandalkan intuisi atau perkiraan kasar tanpa benar-benar memerinci pengeluarannya. Dengan demikian, mereka merasa kesulitan bahkan jauh sebelum hari gajian tiba.

Ia berpendapat siapapun terutama anak muda harus mulai dengan mencatat setiap keluar masuknya uang. Kemudian mengategorikannya secara akurat. Langkah ini dapat membantu untuk mengidentifikasi mana pengeluaran yang tidak perlu.

Kesalahan lain yang kerap terjadi, yakni adopsi gaya hidup yang tidak sesuai dengan kapasitas finansial. Hanya karena teman-teman atau lingkungan media sosial menunjukkan gaya hidup tertentu, bukan berarti harus mengejar hal yang sama tanpa mempertimbangkan dampak keuangan jangka panjang. Namun, saat ini anak-anak muda mudah termakan gengsi dan akhirnya memaksakan diri untuk membeli barang-barang branded atau makanan fancy yang sebenarnya bukan kebutuhan penting.

Dalam tatanan solusi, edukasi keuangan menjadi hal yang paling penting terutama bagi generasi muda. Peran lembaga pendidikan sangat strategis untuk bisa meningkatkan kesadaran. Selain itu, anak-anak muda memang seharusnya aktif mencari tahu bagaimana mengelola keuangan dengan benar dan sesuai.

Ia mengaku menyayangkan karena saat ini banyak anak muda yang belajarnya trial and error. "Sehingga tidak jarang mereka rugi dan kehilangan banyak uang dari pendapatan,” ujarnya dalam pesan resmi yang diterima Republika.co.id. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler