Mahasiswa UI Juara Pertama Petrolida Oil Rig Design Competition 2023

Selain hemat dan efisien, rig desain tim FTUI ini juga mengutamakan keselamatan.

Humas UI
Universitas Indonesia (UI).
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Tim Mahasiswa Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia juara pertama Petrolida Oil Rig Design Competition 2023 melalui rancangan platform pengeboran minyak dan gas di Laut Natuna Timur yang lebih hemat biaya, waktu, dan ruang.

Baca Juga


Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) Heri Hermansyah di Depok, Jumat (18/8/2023), mengatakan, inovasi mahasiswa dalam merancang alat pengeboran minyak dan gas yang efisien ini membanggakan. Dia menjelaskan mereka tidak hanya menunjukkan pemahaman mendalam tentang bidang teknik, tetapi juga mampu menghadirkan solusi kreatif yang dapat menghemat biaya, waktu, dan ruang dalam industri vital, seperti minyak dan gas.

"Kolaborasi semacam ini menjadi cerminan komitmen FTUI dalam menghasilkan lulusan yang berkontribusi nyata pada kemajuan teknologi dan perkembangan masyarakat," kata Heri.

Alat pengebor minyak atau rig yang digagas para mahasiswa FTUI ini menggunakan peralatan yang efisien dan berbiaya lebih rendah dibandingkan dengan rig pada umumnya. Desain rig tersebut diberi nama PADEEM yang juga merupakan nama resmi tim mahasiswa perancangnya.

Bersama dengan Azwir, Tim PADEEM beranggotakan mahasiswa DTK FTUI Angkatan 2020 yang terdiri atas Fikri Eli Rosady, Muhammad Fachry Arrifqi, Patrick Lim Batara Theofillus, dan Porkhas Khasogi Kansond.

Selain itu, katanya, alat tersebut dirancang dengan sistem teknologi yang dapat mengurangi emisi karbon. Rig dirancang khusus untuk beroperasi secara efektif di medan yang menantang, dalam hal ini tim mengambil contoh lokasi Laut Natuna Timur.

"Kami dengan hati-hati memilih peralatan berkinerja tinggi untuk struktur rig, pengeboran, dan sistem tenaga untuk memastikan kesesuaian yang optimal. Desain rig yang kami rancang sangat mementingkan keselamatan," kata Azwir Al Kapi Dheazki Putra, salah seorang anggota tim.

Ia mengatakan salah satu isu pengeboran di Natuna terkait dengan tingginya kadar CO2 dan H2S yang dapat menyebabkan kecelakaan. Oleh karena itu, tim mementingkan pencegahan atas kemungkinan kecelakaan, termasuk ledakan yang mungkin terjadi dengan menggunakan teknologi terbaru dan tercanggih untuk mengatasi kemungkinan bahaya ini.

PADEEM juga dirancang untuk memberikan efisiensi waktu, biaya, dan ruang. Untuk mencapai efisiensi biaya, digunakan derek MHWirth dengan kaki balok konstruksi yang tidak hanya lebih murah tetapi juga lebih baik dibandingkan dengan teknologi lainnya.

Rig tersebut dilengkapi dengan sistem Unitong, sebuah sistem all-in-one yang membutuhkan lebih sedikit campur tangan manusia, lebih sedikit kebutuhan peralatan, dan menyediakan koneksi yang lebih cepat, sehingga terjadi pengurangan Non-Productive Time (NPT).

Rig ini juga membutuhkan lebih sedikit ruang sehingga semakin mengurangi biaya dan menggunakan derek dengan dimensi lebih kecil dibandingkan dengan derek berefisiensi tinggi lainnya sehingga tempat di pada rig floor akan lebih banyak.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler