Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia: Elektabilitas Ganjar Rebound
Hasil survei menunjukkan elektabilitas capres kerap naik turun.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil jajak pendapat terbaru pada Jumat (18/8/2023). Dijabarkan, elektabilitas Ganjar Pranowo sebesar 35,2 persen jika pemilihan presiden diadakan sekarang. Kemudian, Prabowo 33,2 persen dan Anies 23,9 persen.
“Simulasi tiga nama ini lagi-lagi kita tanya, kebetulan di antara banyak nama hanya Ganjar, Anies, dan Prabowo yang dinamis dan potensial. Hasilnya Ganjar 35,2 persen, Prabowo 33,2 persen, dan Anies 23,9 persen,” kata Peneliti Utama Indikator, Burhanuddin Muhtadi saat menyampaikan hasil surveinya di Saluran Youtube Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia, Jumat (18/8/2023).
Dia juga menyebut elektabilitas bacapres dari tahun ke tahun sangat dinamis. Namun, menurutnya secara umum kenaikan elektabilitas Ganjar rata-rata lebih tinggi dibandingkan bacapres lainnya.
“Elektabilitas capres naik turun, kita punya datanya pilihan publik kepada capres itu naik dan turun. Prabowo sempat unggul di sepanjang 2021-2022, lalu disalip Ganjar pada April 2022. Kemudian, pada 2023 Prabowo sempat menyalip Ganjar dan sekarang lagi-lagi disalip (Ganjar di atas),” ujarnya. "Tetapi, rata-rata tiap tahun Ganjar konsisten meningkat,” sambungnya.
Dia juga menambahkan saat ini pemilih Ganjar didominasi dari etnis Jawa. Sebagaimana diketahui Jawa sendiri menjadi kunci. “Etnik Jawa cenderung ke Ganjar, saking besarnya pemilih Jawa maka adalah kunci. Padahal Prabowo juga orang Jawa asli Banyumas, tetapi sebagian mungkin tidak melihat atau kurang tahu Prabowo punya latar belakang itu,” sambungnya.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada 15-21 Juli 2023 dengan populasi survei seluruh warga Indonesia yang berusia 17 tahun atau lebih atau sudah menikah (kriteria pemilih).
Kemudian total responden sebanyak 1.811 dengan metode multistage random sampling dan memiliki toleransi kesalahan sekitar 2,35 atau 2,4 persen.