Jangan Boros Air, Simak Peringatan BMKG

BMKG Bandung mengingatkan potensi kekeringan dan kesulitan air bersih.

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengingatkan potensi kekeringan dan kesulitan air bersih di Bandung Raya pada musim kemarau yang tengah berlangsung. . Ilustrasi
Rep: Muhammad Fauzi Ridwan Red: Natalia Endah Hapsari

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengingatkan potensi kekeringan dan kesulitan air bersih di Bandung Raya pada musim kemarau yang tengah berlangsung. Puncak musim kemarau diprediksi akan terjadi pada bulan Juli hingga Agustus.

Baca Juga


Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan, musim kemarau tahun 2023 akan lebih kering dibandingkan dengan kondisi yang ada. Oleh karena itu, Bandung Raya berpotensi mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih.

"Wilayah Bandung Raya berpotensi mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih untuk keperluan sehari-hari," kata dia melalui keterangan resmi yang diterima, Ahad (20/8/2023).

Puncak musim kemarau di Bandung pada...

Puncak Musim Kemarau

Ia mengungkapkan, puncak musim kemarau di wilayah Bandung Raya diprediksi terjadi pada Juli hingga Agustus 2023. Teguh mengatakan, potensi bencana pun masih dapat terjadi di wilayah Bandung Raya.

Pada Agustus dan September ini, ia mengatakan, potensi terjadi hujan sekitar 30 hingga 40 persen dengan curah hujan normal. Kondisi tersebut dapat meningkatkan peluang kejadian bencana seperti kekeringan.

Selain itu, ia menambahkan, kualitas udara di Kota Bandung berdasarkan pengamatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kesehatan serta BRIN berada dalam kategori sedang. Sedangkan, tingkat kualitas udara Kota Bandung pada level tidak sehat bagi kelompok sensitif. 

Teguh mengatakan, kondisi cuaca di Bandung Raya hingga tanggal 21 mendatang cerah berawan. Dengan suhu berkisar antara 19,1- 31,7 derajat Celsius kecuali untuk daerah Lembang dan sekitarnya berkisar antara 17,1- 25,8 derajat celcius.

Ia menambahkan, masyarakat diimbau mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi pada musim kemarau, seperti kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan. Termasuk menjaga diri dari paparan ultraviolet.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler