Umat Islam akan Lebih Mencintai Lima Perkara Ini 

Akan tiba masanya umat Islam mencintai lima perkara dan melupakan lima perkara.

Republika/Thoudy Badai
Umat Islam akan Lebih Mencintai Lima Perkara Ini. Foto: Pelit dan mabuk harta (ilustrasi)
Rep: Fuji E Permana Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni di dalam kitab Nashaihul Ibad menyampaikan riwayat Nabi Muhammad SAW. Di dalam riwayat tersebut, Rasulullah SAW menyampaikan bahwa akan tiba masanya ketika umat Islam lebih mencintai lima perkara dan melupakan lima perkara.

Baca Juga


Dalam sebuah riwayat diterangkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, "Akan tiba suatu masa umatku lebih mencintai akan lima perkara, dan melupakan lima perkara lainnya. Yaitu mereka lebih cinta kepada dunia dan melupakan akhirat. Mencintai rumah dan melupakan kubur. Lebih cinta kepada harta dan merupakan hari perhitungan. Lebih cinta kepada anggota keluarga serumah dan melupakan bidadari surga. Lebih cinta kepada dirinya sendiri dan melupakan Allah. Mereka adalah orang-orang yang berlepas diri dariku (Nabi Muhammad SAW) dan aku juga berlepas diri dari mereka." (Nashaihul Ibad, Syekh Muhammad Nawawi al-Banteni)

Dijelaskan bahwa jika orang-orang sudah mencintai akan lima perkara, pasti melupakan lima perkara lainnya. Maka mereka adalah golongan yang jauh dari Nabi Muhammad SAW, dan Rasulullah SAW akan menjauhi mereka.

Penjelasan lima perkara yang diriwayatkan Nabi Muhammad SAW sebagai berikut. Pertama, sibuk dengan urusan dunia, tapi melupakan amal dan ibadah untuk bekal di akhirat nanti.

Kedua, membangun rumah dengan megah, tapi melupakan dan meninggalkan amal perbuatan yang dapat menerangi tempat kembalinya yakni kuburnya.

Ketiga, hanya disibukan dengan mengumpulkan harta benda dan melupakan perhitungan Allah SWT terhadap harta benda yang mereka miliki. Sesungguhnya dari harta benda itu yang halal akan dihisab dan yang haram akan menjadi siksa.

Keempat, lebih mencintai istri dan anak-anaknya tapi melupakan pahala yang ada di surga.

Kelima, lebih mengikuti dorongan hawa nafsu dan meninggalkan apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT.

Penjelasan ini dilansir dari kitab Nashaihul Ibad yang diterjemahkan Abu Mujaddidul Islam Mafa dan diterbitkan Gitamedia Press, 2008.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler