HUT Ke-48 Senawangi, Panglima TNI: Wayang Harus Dilestarikan

Peringatan HUT Senawangi diwarnai pementasan Drayang Musikal Asmaradana.

Republika.co.id
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menghadiri HUT ke-48 Senawangi di GKJ.
Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Senawangi) merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-48 di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Ahad (20/8/2023). Peringatan kali ini dihadiri Direktur Industri Kreatif, Musik, Film, dan Animasi Kemenparekraf Mohamad Amin Abdulah dan dihadiri Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.

Ketua Umum Senawangi Marsdya (Pur) Felicianus Henry Bambang Soelistyo menyampaikan kesan positif atas capaian perjuangan para senior pendahulu hingga Senewangi menjadi satu satunya non-governmental organization (NGO) terakreditasi UNESCO dari Lembaga Pewayangan di Indonesia. Dia semakin bersyukur karena pemerintah pada 2018 menerbitkan Keppres Hari Wayang Nasional jatuh pada 7 Novermber.

"Kini Senawangi adalah mitra strategis pemerintah dalam upaya pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Indonesia, khususnya wayang," ujar Bambang dalam siaran di Jakarta, Selasa (22/8/2023).

Dalam kesempatan itu, Bambang menyampaikan, organisasi yang dipimpinnya akan mengadakan lomba karya ilmiah untuk mendapatkan konsep pergelaran wayang yang bisa menyesuaikan tantangan zaman. Dengan begitu, pada 2024, bisa dihelat karya pergelaran yang sesuai dan dapat diterima generasi muda saat ini tanpa meninggalkan nilai adiluhung wayang itu sendiri.

"Senawangi akan berperan aktif merajut minat bakat generasi kekinian tersebut untuk ikut terlibat berkreativitas seluas luasnya membangun Rumah Wayang
Dunia dengan tetap mempertahankan nilai nilai adi luhung pewayangan beserta kreativitasnya," kata eks kepala Basarnas tersebut.

Peringatan HUT Senawangi juga diwarnai pementasan Drayang Musikal Asmaradana dengan menggandeng Swargaloka. Para pemain belia mengalirkan kisah berlatar belakang dendam dari seorang perempuan sakti bernama Dewi Mustakaweni terhadap keluarga Arjuna yang membuat ayahnya bernama Prabu Newatakawaca tiada.


Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyampaikan, budaya wayang tetap harus dilestarikan dan dikembangkan agar tidak tergerus oleh tantangan zaman. Sehingga, generasi muda dapat menangkal arus derasnya globalisasi dengan perkembangan teknologi saat ini.

"Wayang yang menjadi budaya adiluhung bangsa yang didalamnya sarat dengan tuntunan yang dapat diambil maknanya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga generasi penerus bangsa dapat membentengi gempuran budaya-budaya asing sehingga tidak meninggalkan nilai-nilai budaya leluhurnya yang berguna dan bermanfaat memantapkan jati diri bangsa Indonesia," kata eks KSAL tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler