Untuk Pertama Kalinya, Nike Rilis Koleksi Cadar Kolaborasi dengan Desainer Muslimah
Nike X Saeedah Haque merilis cadar dan abaya dengan gaya streetwear.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Untuk pertama kalinya dalam sejarah brand Nike, Nike merilis koleksi hijab menggandeng desainer muslimah, Saeedah Haque. Tidak hanya pakaian, Nike juga meluncurkan cadar yang bisa menunjang olahraga bagi para muslimah.
Dalam unggahan Instagram resmi Saeedah Haque, ia mengunggah koleksi hijab lengkap kolaborasinya dengan Nike pada dua hari lalu. Setelah cadar yang berwarna putih dengan logo Nike di sisi kanan atas, ada pula hoody sepanjang paha orang dewasa, jersey dan abaya dengan panjang yang juga sampai menutupi paha.
“Koleksi lengkapnya. Ini hanya dibuat untuk beberapa bulan saja karena ini koleksi terbatas penggabungan jersey sepakbola dan stok sudah habis karena terjual sangat cepat, tetapi insya Allah ini baru permulaan saja,” ungkap Saeedah dalam keterangan foto tersebut.
Ia juga mengabarkan dalam unggahan terbarunya bahwa abaya Nike by You x Saeedah Haque yang diluncurkan 11 Agustus 2023 lalu, telah laku terjual habis. Tentu ini karena abaya ini merupakan klasik namun memberikan sudut pandang baru.
Saeedah Haque merupakan desainer muslimah yang berdomilisi di London, Inggris. Ia dikenal karena desainnya yang menggabungkan streetwear dan abaya, dua hal yang terasa sangat berbeda dan terasa mustahil untuk disatukan.
Sebuah sintesis yang harmonis antara tradisi Islam dan streetwear, lengkap dengan siluet berukuran besar, perangkat keras berwarna perak, dan detail utilitarian, label eponymous Saeedah Haque sangat unik, mengukir ceruknya sendiri di modest fashion.
Saeedah juga pernah mengenakan lapisan monokromatik, dengan atasan Yeezy dan topi Vetements di hijabnya, tampak sebagai duta streetwear muslimah yang sempurna. Namun jenama Saeedah bukan hanya tentang estetika yang trendi, tetapi juga dibuat berdasarkan kepraktisannya.
“Industri modest fashion telah berkembang pesat, namun saya memperhatikan bahwa semua brand mengutamakan penampilan dan pakaian acara yang secara tradisional feminin,” kata Saeedah dalam keterangan yang dikutip dari Grazia Magazine.
Ia memulai bisnis ini karena ia tidak bisa menemukan abaya yang sesuai dengan gayanya atau tingkat kepraktisan yang ia butuhkan. Ia ingin memiliki abaya yang bisa dikenakan ke kantor atau untuk main, serta tidak perlu mengenakan sepatu hak tinggi atau menatanya dengan cara apapun.
“Ini gila karena aku mengira ada abaya dengan saku dan ritsleting, padahal jumlahnya sangat langka,” ujar Saeedah. Meskipun streetwear dipandang oleh banyak orang hanya sebagai pakaian untuk para hypebeast, bagi dia, streetwear adalah seragam yang praktis untuk digunakan sehari-hari.
“Streetwear lebih dari sekedar penampilan brand besar. Ini adalah konsep yang menggabungkan pakaian berteknologi, pakaian olahraga, dan gaya hidup perkotaan. Beberapa tahun yang lalu saya membeli jaket Blocktech dari Uniqlo dan sakunya yang dalam, kerahnya yang tinggi, serta daya tahannya membuat saya tidak perlu membawa tas atau terus menggantinya setiap tahun. Ini perubahan kecil tapi sangat praktis,” papar dia.
Saeedah ingin orang-orang merasakan hal seperti itu ketika mereka mengenakan abaya karyanya. “Mereka dapat mengenakan abaya saya dan memadukannya dengan sepatu Nike yang mereka kenakan,” kata Saeedah.
Desainer asal Bengali berusia 23 tahun ini menjembatani kesenjangan antara desain tradisional dan kontemporer, dengan bakat yang biasanya tidak diharapkan dari seorang desainer muda, apalagi yang tidak memiliki pendidikan fesyen formal.
Meskipun ia mempelajari Geografi Manusia di universitas dan bekerja di sebuah LSM setelah lulus, Saeedah memperoleh keahlian fesyennya dari magang di berbagai jenama, termasuk rumah pengantin mewah Sabyasachi Mukherjee dan pada Pekan Mode Modest London pertama di Galeri Saatchi. Dan tentu saja, dari profesor yang luar biasa, YouTube.