Sejumlah Artefak Kuno Yaman Hasil Penjarahan akan Dilelang di Israel

Proses pelelangan dilaporkan akan digelar di Tel Aviv pada Oktober mendatang.

Ben Hider/AP Images for The Consulate General
Artefak. ilustrasi
Rep: Kamran Dikarma Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA – Sejumlah artefak kuno langka yang dicuri dari Yaman dilaporkan akan dilelang di Israel. Hal itu diungkap Abdullah Mohsen, peneliti Yaman yang berspesialisasi dalam menelusuri barang-barang antik jarahan secara daring.

Baca Juga


Proses pelelangan dilaporkan akan digelar di Tel Aviv pada Oktober mendatang. Dalam keterangan di akun Facebook-nya, Mohsen mengungkapkan, di antara artefak yang dipamerkan, terdapat bingkai perunggu yang menampilkan wajah dua pemuda. “Ini mungkin dari Tamnu, Al-Awd, atau Dhafar (mengacu pada wilayah peradaban kuno Yaman),” ucapnya, dikutip laman Middle East Monitor, Selasa (22/8/2023).

Mohsen mengatakan, meskipun detail barang yang dipamerkan, termasuk sumbernya, belum diumumkan, tapi dia yakin benda tersebut berasal dari Yaman. “Kata yang menonjol (tiga huruf dalam naskah Musnad Yaman kuno) dapat dibaca di bagian bawah artefak Yaman yang ditawarkan untuk dijual,” ujarnya.

Pada November tahun lalu, Pusat Studi Arkeologi Al-Hudhud yang berbasis di Sanaa mengungkapkan dalam sebuah laporan bahwa 4.265 artefak Yaman yang diselundupkan telah dijual di beberapa negara sejak 1991 hingga 2022. Sebanyak 2.610 artefak di antaranya dijarah setelah dimulainya serangan militer oleh koalisi pimpinan Arab Saudi ke Yaman pada 2015. Di antara negara-negara yang menjual barang tersebut adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Belanda dan Israel.

Pada Agustus 2021, sebuah dokumen yang bocor mengungkap seorang pejabat senior pemerintahan mantan Presiden Yaman, Abd Rabbuh Mansur Hadi, sebagai anggota jaringan kriminal yang terlibat dalam penjarahan artefak dari situs warisan kuno negara tersebut di tengah berlangsungnya konflik. Menurut laporan Press TV, artefak-artefak itu kemudian dijual kepada pedagang barang antik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler