Kematian Prigozhin Bisa Menghancurkan Wagner

Kelompok Wagner sudah dipotong-potong lalu dipenggal secara dramatis

AP
Pesawat yang diduga membawa bos Wagner Yevgeny Prigozhin jatuh dan menewaskan para penumpangnya
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kabar kematian bos pasukan militer bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin dinilai akan menjadi pukulan yang menghancurkan pasukan paramiliter seketika. Proses peredaman kekuatan Wagner sudah terlihat dari beberapa waktu lalu usai kegagalan kudeta yang digagas Prigozhin untuk menyerbu Moskow.

Mantan wakil marshal udara Amerika Serikat dan analisi militer Sean Bell menyatakan kepada Sky News pada Juni 2023 tentang posisi penting Prigozhin di grup itu. Bos Wagner ini dinilai merupakan sosok yang membuat posisi kelompok itu penting.

“Jika kelompok Wagner adalah Yevgeny Prigozhin, maka sulit untuk melihat bagaimana mereka akan bertahan. Ini adalah akhir dari apa yang kita ketahui," ujarnya ketika itu.

Terlebih lagi, bukan hanya Prigozhin yang meninggal dalam kejadian kecelakan pesawat tersebut. Dalam penerbangan itu ada Dmitry Utkin yang merupakan salah satu sekutu terdekatnya.

Menurut The Guardian Utkin merupakan tokoh penting lainnya di Wagner. Seorang mantan perwira GRU dan tentara bayaran yang pernah aktif di Suriah dan dia terlibat dalam mengorganisir konvoi Wagner yang mencoba menuju ke Moskow.

Laporan dari saluran media sosial Rusia yang terkait dengan Wagner menunjukkan, bahwa anggota kepemimpinan Wagner lainnya mungkin juga ikut dalam penerbangan tersebut.

Badan Transportasi Udara Federal Rusia Rosaviatsia menyatakan, terdapat 10 korban jiwa yang meninggal dalam kecelakaan pesawat Embraer, tiga di antaranya merupakan awak pesawat. Namun nama yang diketahui pasti adalah Prigozhin dan Utkin.

“Penerbangan pesawat Embraer-135 (EBM-135BJ) dilakukan berdasarkan izin penggunaan wilayah udara yang diterbitkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan,” ujarnya dikutip dari Anadolu Agency.

Peristiwa yang mencabut nyawa ini beberapa kali disinggung oleh Amerika Serikat (AS). Kepala CIA William Burns meramalkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan meluangkan waktu untuk membalas dendam atas tindakan Wagner yang ingin menyerbu Moskow. “Apa yang kami lihat adalah sebuah tarian yang sangat rumit,” kata Burns di Forum Keamanan Aspen pada Juli.

“Putin adalah orang yang paling bertanggung jawab atas pembalasan," ujarnya.

Beberapa minggu setelah pemberontakan bersenjata Wagner, Presiden AS Joe Biden juga mengingatkan Prigozhin harus berhati-hati dengan hidupnya. Peringatan itu mengacu pada peristiwa-peristiwa keracunan yang dituduh dilakukan oleh Rusia untuk menargetkan musuh politik Putin.

“Jika saya jadi dia, saya akan berhati-hati dengan apa yang saya makan. Saya akan terus memperhatikan menu saya. Saya rasa tidak ada di antara kita yang tahu pasti bagaimana masa depan Prigozhin di Rusia," kata Biden saat itu.

Wagner telah dipotong-potong lalu dipenggal secara dramatis....

Baca Juga


Detail mengenai kondisi yang sebenarnya terjadi masih belum jelas setelah kematian bos tentara bayaran tersebut dalam kecelakaan pesawat, yang jelas adalah bahwa Wagner mulai hancur. Hanya saja organisasi tentara bayaran yang dibangun Prigozhin pada dasarnya telah dipotong-potong terlebih dahulu dan kemudian dipenggal secara dramatis.

Peran penting Wagner dalam operasi militer Rusia di Ukraina sudah sangat dibatasi setelah serangannya ke Moskow yang mempermalukan Putin dan Istana Kremlin. Terlebih lagi Prigozhin berusaha merebut kembali sebagian pengaruhnya melalui operasi Wagner di Afrika atas perintah Kremlin.

Prigozhin telah mengeluarkan pernyataan yang mendukung kudeta di Niger. Dia juga memposting video dari suatu tempat di Afrika pada pekan ini, yang menunjukkan bahwa dia telah menemukan peran baru dan tindakannya telah dimaafkan oleh pemerintah Rusia.

Dalam video tersebut, Prigozhin bersikeras sedang melakukan perekrutan untuk operasi di Afrika. Dia mengundang investor dari Rusia untuk menaruh uang di Republik Afrika Tengah melalui Russian House, sebuah pusat kebudayaan di ibu kota negara Afrika tersebut.

Sebagian besar kerajaan Wagner di Afrika menggabungkan operasi disinformasi, kepentingan komersial, dan pekerjaan tentara bayaran, bergantung pada koneksi tidak bermoral yang telah dibangun oleh Prigozhin dan rekan-rekan dekatnya selama bertahun-tahun. Contoh saja, terdapat dugaan bahwa Wagner datang untuk membantu junta militer di Mali, sebuah langkah yang berkontribusi pada keputusan Prancis untuk mengakhiri operasi militer yang telah berlangsung selama hampir satu dekade di Mali.

Dengan kabar kematian Prigozhin, nasib Wagner semakin tidak jelas. Apakah akan ada sosok baru yang menggantikannya? Atau Kremlin akan mengambil alih seluruhnya? Pertanyaan itu akan terjawab usai rangkaian kejadian usai kecelakaan mulai terurai.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler