Sumur Warga Cijulang Ciamis Kering, Bantuan Air Disimpan di Hidran Umum
Pemerintah Desa Cijulang berharap ada solusi jangka panjang.
REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS — Sumur puluhan warga di Dusun Cicurug, Desa Cijulang, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dilaporkan tak lagi mengeluarkan air sejak awal Agustus lalu. Hujan yang tak kunjung turun membuat sumur warga mengering.
Kepala Desa Cijulang, Endang Hidayat, mengatakan, kondisi sumur yang kering itu berdampak terhadap pemenuhan kebutuhan air 24 kepala keluarga (KK) atau 95 jiwa di Dusun Cicurug. “Sumur warga yang kering terus bertambah karena di sini sudah tidak pernah hujan,” kata dia, saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (23/8/2023).
Namun, di Dusun Cicurug terdapat sumur di area persawahan yang masih mengeluarkan air. Jaraknya sekitar seratus meter dari permukiman. “Kebetulan di sana ada sumur milik warga yang debit airnya bagus. Mudah-mudahan tidak kering juga,” ujar Endang.
Meskipun terbilang dekat dari permukiman, kondisi itu tetap merepotkan warga yang membutuhkan air. Endang menjelaskan, permukiman warga yang terdampak kekeringan itu berada di dataran tinggi. Sementara sumur warga tak terlalu dalam.
Menurut Endang, keringnya sumur warga baru kali ini terjadi selama beberapa tahun terakhir. Dua tahun sebelumnya tak terjadi kekeringan karena musim kemarau masih diselingi hujan. “Yang terdampak berpotensi bertambah karena diprediksi akan terjadi kemarau panjang. Kami juga minta warga lebih hemat air,” kata Endang.
Bantuan air bersih
Endang mengatakan, bantuan air bersih dari PDAM sudah disalurkan ke desanya melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis. Masing-masing 5.000 liter air bersih pada Ahad (20/8/2023) dan Senin (21/8/2023). Kemudian didistribusikan lagi air bersih 5.000 liter pada Rabu.
Menurut Endang, bantuan air bersih itu disimpan di dua lokasi hidran umum (HU) berbentuk toren di wilayah yang terdampak kekeringan. Warga yang membutuhkan air bersih bisa langsung mengambilnya di HU. “Kami juga sudah koordinasi dengan BPBD dan PMI untuk terus mendistribusikan air bersih ke depannya,” ujar Endang.
Endang mengharapkan ada solusi jangka panjang untuk mengantisipasi kekeringan atau kesulitan air bersih saat musim kemarau. Pasalnya, permasalahan tersebut hampir selalu terjadi ketika kemarau berlangsung panjang.
“Ke depan, kami sudah ajukan ke Dinas PUPR untuk menyediakan sumur bor. Kami juga sudah memiliki sumur warga, yang lahannya sudah diwakafkan. Daripada harus distribusi air, lebih baik ada sumur bor agar jaringan air warga bisa terpenuhi,” kata Endang.
Status siaga
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ciamis Memet Hikmat, laporan terkait warga yang mengalami kesulitan air bersih di Desa Cijulang baru masuk sekitar empat hari lalu. Meskipun masih ada sumur di area persawahan yang bisa dimanfaatkan warga, BPBD tetap menyalurkan bantuan air bersih ke sana.
“Kami sudah melakukan penyaluran air bersih dalam beberapa hari terakhir. Sudah sekitar tiga tangki air bersih yang disalurkan,” ujar Memet.
Sejauh ini, menurut Memet, BPBD baru menerima satu laporan terkait warga yang mengalami kesulitan air bersih. Meski demikian, kata dia, BPBD Kabupaten Ciamis menyusun penerbitan surat keputusan (SK) penetapan status siaga darurat bencana kekeringan.
“Laporan dari warga baru masuk empat hari lalu. Kami gerak cepat untuk menyusun SK untuk penetapan status siaga darurat karena provinsi juga sudah menetapkan status siaga darurat kekeringan hingga 31 Oktober,” kata Memet.