50 Dhuafa Dilatih 17 Hari Jadi Ahli di Sekolah Tukang Ahli Dompet Dhuafa

Dompet Dhuafa berkomitmen memberdayakan dhuafa.

Dok Republika
Ilustrasi kegiatan Dompet Dhuafa.
Rep: Fuji Eka Permana Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Institut Kemandirian (IK) yang merupakan organ pelaksana program Dompet Dhuafa meluncurkan program vokasi di bidang konstruksi bangunan dengan nama program Sekolah Tukang Ahli (STUKA). Peluncuran program dilakukan di Gedung Wardah Institut Kemandirian, Tangerang, Provinsi Banten.

Baca Juga


Program vokasi ini diselenggarakan atas kolaborasi dengan Dompet Dhuafa Konstruksi. Program ini diharapkan dapat mendukung penyediaan tenaga kerja di bidang konstruksi bangunan dengan mencetak lulusan-lulusan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, baik dari aspek keterampilan dan juga karakter.

Direktur Institut Kemandirian, Abdurrahman Usman mengatakan, lahirnya STUKA karena angka pengangguran cukup tinggi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 8,4 juta orang pada Agustus 2022. Pengangguran paling banyak berasal dari kelompok usia 20-24 tahun, yakni 2,54 juta orang. Angka ini setara 30,12 persen dari total pengangguran nasional.

"Beberapa faktor penyebab masih tingginya angka pengangguran di Indonesia ini karena adanya gap keterampilan, termasuk kurangnya pelatihan yang  relevan, ketidakcocokan antara kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri, dan perubahan dinamis dalam tuntutan pasar kerja," kata Usman saat peluncuran STUKA di Tangerang, Rabu (23/8/2023)

Untuk itu, Usman mengatakan, Institut Kemandirian  sebagai sebuah lembaga pelatihan vokasi bagi  masyarakat terus berupaya menjadi solusi untuk mengatasi gap keterampilan SDM di Indonesia. Caranya dengan terus melakukan inovasi pengembangan program pelatihan yang adaptif, dan penguatan keterampilan karakter yang mendukung pertumbuhan potensi SDM yang berkelanjutan dalam berbagai sektor industri.

Usman menyampaikan, glombang pertama program STUKA akan diikuti 50 peserta dari kalangan dhuafa. Selain program STUKA, nantinya akan ada pelatihan menjadi konten kreator, digital marketing, data analis, web development, dan desain grafis.

"Untuk program STUKA, pelatihannya selama 17 hari menjadi ahli," ujar Usman.

Pada peluncuran program STUKA, Parni Hadi selaku Inisiator dan Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa menyampaikan, ide program STUKA muncul dari rasa keprihatinan dan semangat untuk mengangkat derajat orang dhuafa.

Parni menyampaikan, memiliki pemikiran bahwasanya mengeluarkan orang dari kemiskinan tentu tidak bisa langsung dengan menjadikannya seorang pengusaha. Tetapi mereka harus diberi bekal keterampilan melalui pelatihan keterampilan.

"Nanti mereka semua peserta akan mendapatkan ijazah dan sertifikat (dari program STUKA), di sisi lain kita harus punya kreatifitas," ujar Parni.

Lebih jauh Parni berharap program ini nantinya memberi dampak positif dan memberi efek baik bagi individu peserta serta masyarakat luas. Mengenai STUKA, Parni menjelaskan, lahirnya program ini dari pemikiran bahwa banyak orang yang membutuhkan pekerjaan dan memerlukan uang. Trilogi Dompet Dhuafa yaitu Bangun Desa, Tanggulangi Kemiskinan Perkotaan, dan Urban Disaster Management. Nama STUKA dipilih karena memiliki energi besar dan gagasan nilai yang ajeg.

"Orang perlu kerja, butuh uang, yang paling mudah adalah menjadi tukang tapi ahli. Kita putuskan dengan nama STUKA, membawa energi dan gagasan besar. Ingat Trilogi Dompet Dhuafa, tukang ini khusus, juga di sertifikasi oleh Dompet Dhuafa Konstruksi, ijazahnya certified," jelas Parni.

Sementara itu, Ketua Pengurus Dompet Dhuafa, Rahmad Riyadi di sela-sela agenda mengatakan, Institut Kemandirian bisa menjadi jembatan dalam memfasilitasi pelatihan penyedia tenaga kerja yang profesional.

"Persaingan dunia kerja yang begitu besar tentunya membutuhkan SDM yang mumpuni, tentu kami berharap dengan tercetusnya program STUKA ini dapat memberikan manfaat yang langsung. Kami juga berterima kasih karena ini ide yang luar biasa," ujar Rahmad.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler