Yusril Prediksi Prabowo Menang Pilpres 2024 karena Tampung Limpahan Suara

Dengan dua atau tiga paslon, Prabowo bakal mendapat limpahan suara capres lain.

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (depan, kiri) bersama Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra (kanan) didampingi sejumlah pimpinan kedua partai politik memberikan keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis (6/4/2023). Pertemuan tersebut merupakan silaturahmi sekaligus penjajakan koalisi antara Gerindra dan PBB pada Pemilu 2024.
Rep: Febryan A Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, memprediksi Prabowo akan masuk putaran kedua Pilpres 2024. Prabowo pun diyakini keluar sebagai pemenang karena mendapatkan limpahan suara dari pendukung calon presiden (capres) yang gagal masuk putaran kedua.

Prediksi itu mengacu pada asumsi bahwa ada tiga capres yang berlaga dalam Pilpres 2024, yakni Prabowo, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan. Pada putaran pertama pilpres, Yusril memprediksi raihan suara Prabowo cukup untuk mengantarkannya ke putaran kedua.

"Dari tiga pasangan capres yang maju, Insya Allah kalkulasi PBB, Prabowo akan masuk ke putaran kedua," kata Yusril dalam pidato politiknya saat acara Konsolidasi Pemenangan Pileg PBB dan Pemenangan Prabowo Subianto di Kota Makassar, Sabtu (26/8/2023), dikutip dari keterangan tertulisnya.

Sebagai catatan, pilpres digelar dua putaran apabila tidak ada capres yang mendapatkan 50 persen lebih suara pemilih. Pilpres putaran kedua diikuti oleh capres yang mendapatkan suara terbanyak pertama dan kedua pada putaran pertama.

Dengan Yusril memprediksi Prabowo akan masuk putaran kedua, berarti capres yang kalah pada putaran pertama adalah Ganjar atau Anies. "Pada waktu putaran kedua, kita lihat pasangan yang kalah akan masuk ke siapa, baik ke calon A atau B. Tapi yang jelas, calon yang kalah akan bergabung ke Pak Prabowo," kata Yusril.

Yusril menambahkan, skenario serupa akan terjadi apabila hanya ada dua capres yang ikut Pilpres 2024. Kandidat yang batal ikut pilpres, entah itu Anies atau Ganjar, pasti akan mengalihkan dukungan kepada Prabowo.

"Jika sejak awal hanya ada dua paslon, berarti ada paslon yang ketiga yang gagal. Pengikut yang gagal ini akan lari ke mana? Kami kalkulasi, tidak mungkin lari ke sebelah, pasti lari ke Pak Prabowo. Jadi dari segala kalkulasi rasional Pak Prabowo punya potensi untuk menang,” kata mantan menteri Sekretariat Negara itu.

Dia menyatakan, kalkulasi perolehan dan peralihan suara itu lah yang membuat PBB memutuskan mendukung Prabowo sebagai capres Pilpres 2024. PBB diketahui mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo pada 30 Juli 2023 lalu.

"Kalkulasi ini memerlukan proses berbulan-bulan untuk didiskusikan, membahas, mengkaji dan juga kita bermunazat kepada Allah SWT semoga kita diberikan satu hidayah serta petunjuk dalam mengambil keputusan ini kita tidak salah," kata pakar hukum tata negara itu.

Terkait posisi cawapres pendamping Prabowo, Yusril menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua Umum Partai Gerindra itu untuk memutuskan. Kendati begitu, Yusril mengingatkan Prabowo untuk mempertimbangkan perimbangan kekuatan.

Pertimbangan kekuatan itu, kata dia, berarti membentuk pasangan capres-cawapres perpaduan antara tokoh Islam dan nasionalis, Jawa dan luar Jawa, serta militer dan sipil.

Baca Juga


"Prabowo sudah dua kali maju jadi capres dan belum berhasil. Tapi kali ini dengan dukungan bersama dan keputusan yang tepat yang beliau ambil nanti saat pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden pada Oktober mendatang, insya Allah sekali ini Prabowo akan memenangkan pertarungan pilpres,” ujarnya.

Dalam kesempatan sama, Sekjen PBB Afriansyah Noor kembali menyampaikan bahwa partainya mengusulkan agar Yusril yang memjadi cawapres pendamping Prabowo. Menurut dia, Yusril cocok jadi cawapres karena punya kompetensi dan integritas.

"Mengenai sosok cawapres, PBB menawarkan Prof Yusril, beliau adalah tokoh bangsa, pakar hukum dan tata negara, tidak ada cacat hukum. Pasangan Prabowo-Yusril sudah cocok itu," kata Afriansyah.

Kini, sekitar dua bulan jelang dibilang pendaftaran capres, Prabowo masih belum menentukan sosok cawapres pendampingnya. Adapun semua partai politik mengusulkan sosok cawapres masing-masing. PKB ingin Muhaimin Iskandar, Golkar ingin Airlangga Hartarto, sedangkan PAN ingin Erick Thohir yang menjadi cawapres pendamping Prabowo.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler