Bongkar Aib Suami/Istri di Medsos dalam Pandangan Islam

Terkadang, ada suami/istri mengunggah aib pasangannya di medsos.

www.freepik.com
Suami/istri membongkar aib pasangannya di medsos. (ilustrasi)
Rep: Rahma Sulistya Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam perspektif Islam, pernikahan bukan sekadar bentuk halal hubungan suami-istri atau sekadar memenuhi kebutuhan fitrah manusia, namun lebih dari itu merupakan ibadah yang disyariatkan. Sebagai bagian dari ibadah, hendaknya suami dan istri saling mencintai, menghormati, dan berusaha memahami serta membantu satu sama lain dalam kehidupan berumah tangga.

Baca Juga


Kemitraan ini berdiri di atas landasan kesamaan maksud, tujuan, sikap, intuisi dan perasaan. Selain itu, juga sebagai bentuk kerja sama dan solidaritas dalam menyelesaikan segala permasalahan yang timbul dalam kehidupan suami-istri yang dapat diselesaikan antara suami dan istri.

Hubungan antara suami dan istri memang unik. Setiap mitra memiliki banyak hak, namun hak tidak datang tanpa tanggung jawab. Dalam Islam, mengurus suami mempunyai kedudukan yang penting. Hal ini disamakan dengan peran Jihad (perang suci di jalan Allah). 

Dilansir dari A Muslima, Senin (28/8/2023), Sayyidina Ali radhiallahu ‘anhu menyatakan, "Jihad seorang wanita adalah merawat suaminya dengan baik". Namun belakangan ini, di media sosial banyak ditemukan keluhan para istri terhadap suami.

Terkadang jika seorang istri tidak puas dengan pekerjaan atau penghasilan suaminya atau jika ada masalah lain di antara mereka, istri bisa saja mengeluh dan hal ini tidak bijak jika menuliskan hal seperti itu di media sosial. Sebaliknya, terkadang suami mengeluh mengenai perubahan penampilan istrinya setelah menikah maupun tuduhan bahwa istri boros dan sejenisnya.

Setiap keluarga mempunyai masalahnya masing-masing, dan setiap masalah pasti ada solusinya. Menebar aib suami atau istri bukan salah satunya.

Ketidakpuasan seorang istri terhadap suaminya maupun sebaliknya dapat diatasi dengan berbicara kepada pasangan. Banyak permasalahan yang dapat diselesaikan dengan komunikasi yang baik dan saling pengertian. “Hukumnya tidak boleh. Itu sama saja membuka aib pasangan,” ucap KH Muhammad Zaitun Rasmin saat dihubungi Republika.co.id, Senin (28/8/2023).

Dalam hadist dari Abu Sa’id al-Khudriy berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di hari kiamat adalah seorang laki-laki (suami) yang bercampur (bersetubuh) dengan istrinya, kemudian membeberkan rahasia istrinya tersebut". (HR Muslim)

Kemudian larangan membuka aib suami dalam Islam juga didukung oleh hadist, "Tidaklah seorang hamba menutupi (aib) seorang hamba (yang lain) di dunia melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat". (HR Muslim) 

Seorang istri dapat mengubah rumahnya menjadi surga yang tinggi atau neraka yang membara. Ia bisa mengantarkan suaminya ke puncak kesuksesan atau ke ampas kesialan. Membicarakan suami di belakang punggungnya adalah tindakan yang tidak loyal.

Ketika sudah menikah, kesetiaan pertama adalah kepada suami, bukan kepada keluarga atau kelompok sosial. Namun jika ada masalah yang memang membutuhkan penengah, maka diperbolehkan untuk menghubungi. 

“Boleh diceritakan kepada yang dipercaya dapat menyelesaikannya. Lebih baik jika dari keluarga. Tapi yang bukan keluarga pun boleh, asalkan amanah dan tidak membuka rahasia pada yang lain,” ucap Ustadz Zaitun.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler