Drone Dikerahkan Pantau Titik Api Kebakaran di Gunung Ciremai
Drone digunakan untuk memantau sejumlah titik di Gunung Ciremai.
REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN — Petugas masih terus memantau kondisi kawasan hutan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Jawa Barat, untuk memastikan ada atau tidaknya titik api baru. Pemantauan dilakukan di darat ataupun dari udara.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Indra Bayu Permana, menjelaskan pantauan dari udara dilakukan menggunakan drone. Pada Rabu (30/8/2023) ini, misalnya, sekitar pukul 07.02 WIB, drone diterbangkan pada ketinggian 120 meter untuk memantau situasi terkini di kawasan Batu Semar Gunung Ciremai.
Sekitar pukul 08.00 WIB, pemantauan menggunakan drone juga dilakukan di Batu Luhur. Dari hasil pantauan drone di kedua lokasi itu, tidak ditemukan titik api baru. “Semoga kondusif,” kata Indra.
Kebakaran di kawasan hutan TNGC pertama kali diketahui pada Jumat (25/8/2023), sekitar pukul 10.30 WIB. Kepulan asap pertama kali terlihat oleh masyarakat di kawasan Blok Batu Kuda, kemudian menyebar ke blok-blok lainnya.
Berdasarkan rilis dari BPBD Kabupaten Kuningan, hingga Selasa (29/8/2023) malam, tercatat ada belasan blok di kawasan TNGC yang terbakar. Di antaranya Blok Talaga Bogo dan Batu Luhur, Blok Batu Kuda, Blok Batu Beuheungan, Blok Tegal Bodas, Blok Jalan Maling, dan Blok Panjak Rama.
Selain itu, di Blok Karang Dinding, Blok Jalan Bukit Seribu Bintang, Blok Bukit Kahiyang, Blok Batu Sepur Batu Luhur, dan Blok Cirendang. Semua blok tersebut masuk dalam wilayah Desa Pasawahan, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan.
Lokasi kebakaran dilaporkan terletak pada ketinggian 430 meter di atas permukaan laut (mdpl) hingga 750 mdpl. Tim gabungan harus bekerja keras memadamkan api di lokasi dengan medan yang berbatu dan terjal, serta dalam kondisi panas dan angin yang cukup kencang.
Sementara ini, total area hutan di kawasan TNGC yang terdampak kebakaran diperkirakan mencapai sekitar 155 hektare.