Iran Tuduh Israel Sabotase Program Rudal Balistik dengan Komponen Rusak

Iran mengatakan Israel menggelar operasi sabotase terbesar yang pernah dilakukan.

EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENARE
Berbagai jenis rudal Iran jarak jauh dan pembawa roket dipajang di sekitar pameran pertahanan Teheran di Teheran, Iran, 24 Februari 2023.
Rep: Lintar Satria Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran menuduh Israel mencoba menyabotase program rudal balistiknya melalui komponen asing yang rusak. Dalam laporannya stasiun televisi Iran mengatakan komponen itu dapat meledak, merusak, atau menghancurkan senjata sebelum dapat digunakan.

Baca Juga


Kantor perdana menteri Israel menolak mengomentari tuduhan tersebut, meskipun tuduhan itu disampaikan saat Israel dan AS menargetkan Iran selama bertahun-tahun. Seorang reporter juga mengatakan komponen-komponen itu tersebut dapat digunakan pada berbagai drone Iran.

Drone atau pesawat tanpa awak Iran semakin terkenal setelah digunakan Rusia dalam invasinya ke Ukraina.

Iran mengatakan Israel menggelar salah satu operasi 'sabotase terbesar' yang pernah dilakukan. Mereka menuduh agen Mossad Israel memasok suku cadang rusak, yang menurut laporan stasiun televisi pemerintah merupakan 'konektor' dengan harga murah.

Tayangan stasiun televisi pemerintah Iran menunjukkan bagian-bagian yang diduga merupakan bagian dari bom tersebut, beberapa di antaranya menyembul ke udara, seolah-olah terkena bahan peledak.

Potongan-potongan yang ditampilkan dalam laporan televisi tampaknya merupakan konektor listrik militer melingkar berdensitas tinggi. Konektor semacam itu dapat digunakan untuk memasang komponen elektronik pada rudal atau drone, seperti komputer pemandu, dan mengalirkan listrik dan sinyal.

Video yang dirilis Iran sebelumnya menunjukkan ilmuwan rudal bekerja dengan konektor serupa.

“Ini ditanam di bagian yang disebut konektor, yang bertanggung jawab untuk menghubungkan jaringan (komputer) rudal balistik buatan Iran, serta drone, rupanya bagian itu berisi alat peledak yang dimodifikasi yang ditanam di dalamnya dan diatur untuk meledak pada waktu tertentu,” kata koresponden militer televisi pemerintah Younes Shadloo dalam laporan tersebut, Kamis (31/8/2023).

Laporan stasiun televisi pemerintah tidak menjelaskan mengapa Iran berusaha membeli konektor tersebut di luar negeri. Meski beberapa situs Iran yang mengiklankan konektor tersebut menunjukkan konektor produksi Rusia adalah yang terbaik di pasar.

Rusia menghadapi sanksi internasional atas perangnya terhadap Ukraina. Rusia membutuhkan pasokan elektronik sendiri untuk sistem rudalnya.

Menurut laporan pakar yang telah membongkar drone Iran mengatakan senjata yang digunakan Rusia dalam perang juga menggunakan konektor melingkar. Siaran televisi tersebut tidak menyebutkan kapan pihak berwenang menemukan bagian-bagian yang rusak tersebut, atau apakah bagian-bagian tersebut pernah dipasang pada rudal balistik sebelumnya.

Pada Mei 2022 terjadi ledakan di pangkalan militer dan pengembangan senjata utama Iran di timur Teheran bernama Parchin. Insiden ini menewaskan seorang teknisi dan melukai lainnya.

Iran juga mengalami ledakan-ledakan lainnya termasuk kegagalan program luar angkasa yang dikritik AS karena dianggap memajukan program rudal balistik Teheran. Pada tahun 2019 surat kabar AS The New York Times melaporkan pemerintahan mantan Presiden Donald Trump mempercepat program sabotase yang menargetkan program rudal dan roket Iran yang digelar sejak pemerintahan Presiden George W. Bush.

CIA menolak mengomentari dugaan serangan sabotase tersebut. Garda Revolusi paramiliter Iran yang hanya bertanggung jawab kepada Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, mengawasi persenjataan rudal balistik negara tersebut.

Pakar dan peneliti rudal di  International Institute for Strategic Studies Fabian Hinz memeriksa rekaman laporan stasiun televis pemerintah Iran tersebut. Ia mengatakan konektor melingkar “digunakan di hampir semua jenis rudal balistik.”

“Kemungkinan besar Iran membeli konektor ini dari luar negeri, ini bukan pertama kalinya Iran berbicara tentang komponen yang dirusak untuk menyabotase program rudal,” kata Hinz.

Israel juga dicurigai melakukan serangkaian pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir di Iran . Serangan sabotase juga merusak situs nuklir Iran.

Pada akhir tahun 2000an virus komputer Stuxnet juga menyerang unit kendali sentrifugal uranium, menyebabkan perangkat sensitif lepas kendali dan menghancurkan dirinya sendiri. Para ahli dan Iran mengaitkan serangan itu dengan Amerika dan Israel.

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler