Membantah Klaim Presiden UEFA Soal Liga Pro Saudi yang tak akan Tahan Lama

Klub-klub Arab juga mendatangkan pesepak bola yang tengah berada dalam usia puncak.

EPA/MARTIN DIVISEK
Presiden UEFA Aleksander Ceferin.
Rep: Reja Irfa Widodo Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Presiden Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA), Aleksandar Cerefin, bersikeras tidak pernah menganggap Liga Pro Arab Saudi sebagai ancaman buat kompetisi di Eropa. Sosok asal Slovenia itu kembali membandingkan gebrakan klub-klub asal Arab Saudi pada jendela transfer musim ini dengan geliat klub asal Cina pada 2017 silam.

Kala itu, klub-klub asal Cina memang melakukan belanja besar-besaran pemain bintang di bursa transfer pemain Eropa. Mulai dari Didier Drogba, Oscar, hingga Hulk bersedia bergabung ke klub asal Cina dan berkiprah di Liga Cina.

Baca Juga



Langkah itu tidak terlepas dari mimpi besar Pemerintah Cina untuk menjadikan Liga Cina sebagai salah satu kompetisi paling bergengsi sejagat. Ambisi ini terdengar serupa dengan kiprah Liga Pro Arab Saudi pada awal musim ini.

Dengan dukungan finansial dari Lembaga Investasi Pemerintah Arab Saudi (PIF), klub-klub asal Arab Saudi mendatangkan para pemain bintang yang merumput di Benua Biru. Diawali dengan kehadiran Cristiano Ronaldo pada akhir tahun lalu, kemudian disusul oleh Karim Benzema pada pertengahan tahun ini.

Peresmian perekrutan pemain anyar yang dilakukan klub-klub asal Arab Saudi pun terus mewarnai pemberitaan jendela transfer pemain pada musim panas tahun ini. Rencana besar menjadikan Liga Pro Arab Saudi sebagai salah satu kompetisi bergengsi di jagat sepak bola telah benar-benar dimulai.

Namun, Cerefin menyebut, geliat klub-klub asal Arab Saudi tersebut bukanlah ancaman buat kompetisi di Eropa. Mendatangkan pemain bintang yang tengah memasuki periode akhir dari kariernya, ujar Cerefin, bukanlah langkah yang tepat untuk meningkatkan tingkat persaingan dan mendongkrak pamor kompetisi sepak bola.

''Itu bukanlah ancaman. Kami melihat pendekatan serupa yang dilakukan Liga Cina. Mereka mendatangkan pemain di pengujung kariernya dengan menawarkan uang yang begitu banyak. Liga Cina terbukti tidak berkembang dan mereka (timnas Cina) tidak mampu tampil di Piala Dunia. Itu bukan cara yang tepat,'' kata Cerefin kepada L'Equippe, Jumat (1/9/2023).

Kendati begitu, sederet klaim Cerefin ini ternyata terbantahkan. Klub-klub asal Arab Saudi terbukti tidak hanya mendatangkan pemain bintang, yang telah memasuki periode akhir dari kariernya.

Ronaldo boleh saja didatangkan Al Nassr saat telah menginjak usia 37 tahun. Pun dengan Karim Benzema yang sudah menginjak usia 35 tahun saat berseragam Al Ittihad. Begitu pula dengan Kalidou Koulibaly, Sadio Mane, Roberto Firmino, Fabinho, dan Neymar, yang telah menginjak usia 30 tahun atau lebih.

Namun, klub-klub asal Arab Saudi juga mendatangkan pemain yang tengah berada dalam usia puncak pesepak bola pada kisaran 20 tahun. Nama-nama pemain seperti Sergej Milinkovic-Savic, Roger Ibanez, Aymeric Laporte, dan Franck Kessie dinilai masih bisa bersaing untuk memperebutkan posisi di tim inti di klub Eropa.

Sejumlah pemain tersebut bahkan masih menjadi andalan di klubnya masing-masing sebelum hijrah ke Liga Arab Saudi. Keberhasilan Al Ahli merampungkan perekrutan Gabri Veiga dari Celta Vigo menjadi kasus yang cukup unik, terutama soal bantahan terhadap klaim Cerefin.

Veiga diketahui baru berusia 21 tahun. Keputusan gelandang asal Spanyol itu untuk menerima pinangan Al Ahli pun terasa begitu mengejutkan. Pasalnya, Veiga sempat dilaporkan masuk radar sejumlah klub-klub top Eropa. Real Madrid dan Liverpool digadang-gadang siap memboyong gelandang yang mencetak 11 gol dari 41 penampilan di semua ajang pada musim lalu tersebut.

Perekrutan Veiga dinilai memberikan dampak positif terhadap peningkatan daya tarik klub-klub asal Arab Saudi buat pemain-pemain muda asal Eropa. Terkait upaya pembinaan pemain muda, Liga Arab Saudi juga sudah memiliki langkah-langkah strategis.

Selain diharapkan bisa mendongkran popularitas dan pamor Liga Arab Saudi, kehadiran pemain bintang itu diharapkan bisa ikut merangsang perkembangan kemampuan para pemain muda. Seperangkat aturan baru bakal diterapkan di Liga Pro Arab Saudi pada musim ini demi mendorong peningkatan kemampuan para pemain muda Arab Saudi.

Batas usia yang bisa dipromosikan ke tim utama sebuah klub diturunkan menjadi 16 tahun. Pun dengan pemangkasan jumlah total pemain dalam satu tim menjadi 25 pemain senior.

''Ini dilakukan untuk merawat dan mendorong kemampuan serta persaingan para pemain muda Arab Saudi. Mereka bisa belajar dan berkembang bersama para pemain bintang yang telah memiliki segudang pengalaman. Semua klub di Arab Saudi ini akan memiliki kesempatan untuk menjalankan model baru ini,'' kata Direktur Eksekutif Interim Liga Pro Arab Saudi, Saad Allazeez, seperti dikutip BBC.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler