FormasNU Imbau Semua Pihak tidak Perkeruh Hubungan Anies dan Demokrat.
Bergabungnya PKB di dalam Koalisi Perubahan bisa memberikan kekuatan semakin solid.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Forum Masyarakat Santri Nusantara (FormasNU), Arsa Saputra menyerukan kepada semua pihak untuk menjaga ketenangan dan memandang secara objektif permasalahan yang melibatkan Partai Demokrat dan capres Koalisi Perubahan Anies Rasyid Baswedan.
Imbauan itu muncul sebagai respons terhadap berbagai opini yang tersebar luas di media massa dan media sosial, yang menciptakan citra negatif terhadap Anies atas keputusannya memilih Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden (cawapres). Pasangan Anies-Cak Imin pun sudah dideklarasikah menyambut Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Arsa pun menyayangkan tindakan sejumlah pihak di luar Koalisi Perubahan maupun pendukung Anies yang memanfaatkan situasi itu untuk menciptakan perpecahan. Mereka juga menyebarkan informasi palsu.
"Kami sangat menyayangkan banyak orang di luar dari koalisi ini memberikan pernyataan-pernyataan yang dapat memecah dan memantik emosi dengan menyebarkan informasi yang sebenarnya tidak terjadi," ucap Arsa.
Dalam konteks itu, FormasNU memahami tantangan yang dihadapi oleh Demokrat dan berharap agar semua perbedaan terkait pilihan politik Anies dapat diselesaikan. Adapun bergabungnya PKB dalam Koalisi Perubahan diharapkan bisa memberikan tambahan energi dan kekuatan politik yang lebih besar menghadapi Pilpres 2024.
"Ini menjadi modal penting, di mana dengan bergabungnya PKB di dalam Koalisi Perubahan bisa memberikan kekuatan yang semakin solid tentunya sampai ke Pemilu 2024" terang Arsa.
FormasNU berharap agar Demokrat dan semua anggota Koalisi Perubahan tetap bersatu, meskipun sudah menyatakan keluar. Langkah itu dilakukan demi kepentingan yang lebih besar, yaitu kepentingan bangsa dan negara, yang membutuhkan pilihan strategis.
"Hari ini kami masih berharap Demokrat masih bisa bersama dalam KPP jika yang di harapkan adalah hanya untuk kepentingan bangsa dan negara," kata Arsa.