Rusia Kaji Gelar Latihan Militer Gabungan dengan Korut
Rusia sedang membahas kemungkinan menggelar latihan militer gabungan dengan Korut
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan, saat ini negaranya sedang membahas kemungkinan menggelar latihan militer gabungan dengan Korea Utara (Korut). Hal itu disampaikan ketika Amerika Serikat (AS) menyatakan keprihatinan atas meningkatnya hubungan militer antara Moskow dan Pyongyang.
“Kenapa tidak, ini tetangga kita. Ada pepatah Rusia kuno: Anda tidak bisa memilih tetangga Anda dan lebih baik hidup bersama tetangga Anda dalam damai dan harmonis,” kata Shoigu mengenai kemungkinan melaksanakan latihan militer bersama Korut, Senin (4/9/2023), dilaporkan kantor berita Interfax.
Dia menambahkan saat ini kemungkinan pelaksanaan latihan militer gabungan dengan Korut sedang dibahas. Sebelumnya badan intelijen Korea Selatan (Korsel), seperti dilaporkan kantor berita Yonhap mengungkapkan, Shoigu telah mengusulkan kepada pemimpin Korut Kim Jong-un agar negara mereka menggelar latihan angkatan laut gabungan dengan turut melibatkan Cina. Pada Juli lalu, Shoigu memang bertemu Kim di Pyongyang.
Pada Sabtu (2/9/2023), Duta Besar Rusia untuk Korut Alexander Matsegora mengaku tidak mengetahui adanya rencana Korut berpartisipasi dalam latihan militer trilateral dengan Cina dan Rusia. Tapi dia menilai, penyelenggaraan latihan semacam itu akan pantas jika melihat bagaimana Amerika Serikat (AS) memimpin latihan militer di kawasan tersebut. AS diketahui rutin menggelar latihan militer bersama Korsel.
Pekan lalu AS menyampaikan, mereka khawatir perundingan senjata antara Rusia dan Korut mengalami kemajuan aktif. Washington mengklaim, Shoigu, dalam lawatannya ke Pyongyang pada Juli lalu, telah berusaha meyakinkan Korut agar menjual amunisi artileri kepada Moskow. Sebelumnya AS sudah pernah memperingatkan bahwa Korut dapat memasok persenjataan kepada Rusia untuk digunakan dalam konflik di Ukraina.
AS telah menjatuhkan sanksi terhadap tiga entitas yang dituduh terkait dengan kesepakatan senjata antara Korut dan Rusia. Baru-baru ini Rusia dan Korut menyerukan hubungan militer yang lebih erat. Namun Pyongyang membantah melakukan “transaksi senjata” dengan Moskow.