Pujian Sarjana Barat Karen Armstrong Atas Sikap Umar Bin Khattab Saat Taklukkan Yerusalem

Umar bin Khattab taklukkan Yerusalem dengan damai

AP Photo/Mahmoud Illean
Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem Palestina. Umar bin Khattab taklukkan Yerusalem dengan damai
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Sejak awal, umat Islam sudah diajarkan untuk menerima kesadaran akan keberagaman dalam agama (pluralitas).

Baca Juga


Misalnya, dalam surat Al Mumtahanah ayat 8 disebutkan, Allah SWT memberikan panduan yang sangat gamblang. 

ا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil."

Bahkan, Nabi Muhammad SAW dalam banyak haditsnya mengajarkan kepada umat Islam untuk berbuat baiak kepada non-Muslim.

مَنْ آذَى ذِمِّيًا فَقَدْ آذَانِيْ، وَمَنْ آذَانِيْ فَقَدْ آذَى اللهِ "Barangsiapa menyakiti seorang dzimmi, maka sungguh ia menyakitiku, dan barangsiapa menyakitiku, berarti ia menyakiti Allah." (HR Thabrani).

Prestasi Rasulullah SAWdalam membangun peradaban yang unggul di Madinah da lam soal membangun toleransi beragama ke mudian diikuti oleh Umar bin Khattab yang pada tahun 636 M menandatangani Per janjian Aelia dengan kaum Kristen di Yer usalem. Sebagai pihak yang menang Perang, Umar bin Khathab tidak menerapkan politik pembantaian terhadap pihak Kristen.

Karen Armstrong memuji sikap Umar bin Khatab dan ketinggian sikap Islam dalam menaklukkan Yerusalem, yang belum pernah dilakukan para penguasa manapun sebelumnya. Karen Armstrong mencatat: "Umar juga mengekspresikan sikap ideal kasih sayang dari penganut (agama) monoteistik, dibandingkan dengan semua penakluk Yerusalem lainnya, dengan kemungkinan perkecualian pada Raja Daud.

Ia memimpin satu penaklukan yang sangat damai dan tanpa tetesan darah, yang Kota itu belum pernah menyaksikannya sepanjang sejarahnya yang panjang dan sering tragis.

Saat ketika kaum Kristen menyerah, tidak ada pembunuhan di sana, tidak ada penghancuran properti, tidak ada pembakaran simbol-simbol agama lain, tidak ada pengusiran atau pengambialihan, dan tidak ada usaha untuk memaksa penduduk Yerusalem memeluk Islam.

Jika sikap respek terhadap penduduk yang ditaklukkan dari Kota Yerusalem itu dijadikan sebagai tanda integritas kekuatan monoteistik, maka Islam telah memulainya untuk masa yang panjang di Yerusalem, dengan sangat baik tentunya." (Dikutip dan diterjemahkan dari buku Karen Arsmtrong, A History of Jerusalem: One City, Three Faiths, (London: Harper Collins Publishers, 1997)    

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler