Dukung Ketahanan Pangan, PWM DIY akan Bangun 50 TokoMu & Distribution Centre 

Bulog DIY bersyukur diajak bekerja sama dengan Muhammadiyah.

dokpri
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY) menggandeng Perum Kanwil Bulog DIY dan PT Kaltim Bumi Energi Etam dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan ketahanan pangan khususnya untuk warga Muhammadiyah.
Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY) menggandeng Perum Kanwil Bulog DIY dan PT Kaltim Bumi Energi Etam dalam rangka awal pemenuhan kebutuhan dan ketahanan pangan khususnya untuk warga Muhammadiyah. Kolaborasi membangun ketahanan pangan ini secara simbolik dilakukan melalui penandatanganan MoU tripartait antara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY dengan Perum Kanwil Bulog DIY dan PT Kaltim Bumi Energi Etam di Gedung PWM DIY Jl Gedong Kuning, Yogyakarta pada Kamis (7/9/2023).  


Penandatanganan MOU untuk kali pertama di Muhammadiyah DIY dengan Perum Bulog ini dilakukan oleh Ketua PWM DIY HM Ikhwan Ahada, sekretaris H Arief Jamali Muis, Pimpinan Wilayah Perum Bulog Wilayah DIY Ali Ahmad Najih Amsari dan direktur Utama PT KBEE Herey Husodo. Melalui kerja sama ini direncanakan akan mulai dibangun 50 tokoMu baru dengan konsep modern dan mengedepankan produk halal dan serta pembangunan Distribution centre (DC) sebagai penopang bisnis.

Ketua PWM DIY Ikhwan Ahada berharap kerja sama tersebut nantinya menjadi tonggak mewujudkan dakwah di bidang ekonomi lebih maksimal. Muhammadiyah sangat antusias untuk mewujudkan kejayaan ekonomi dan penuh manfaat. 

Bulog DIY bersyukur diajak bekerja sama dengan Muhammadiyah, karena produk yang ada di Bulog sangat dibutuhkan dan menjadi kebutuhan pokok masyarakat, di antaranya gula, beras, minyak dan produk pangan. 

"Muhammadiyah memiliki ratusan ribu bahkan jutaan pegawai di AUM dan  umat yang pasti selama ini menjadi konsumen aktif dan cerdas. Karenanya kami sangat mendukung program kerja sama dan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan" kata  pimpinan Bulog DIY, Ali  Ahmad dalam keterangan tertulisnya.

Sementara itu ketua Majelis Ekonomi Bisnis Dan Pariwisata Pimpinan wilayah Muhammadiyah DIY Taufiqurrahman mengatakan pilar dakwah ekonomi di kalangan Muhammadiyah dan umat Islam masih belum bergeliat dan memuaskan. Karena itu menurutnya sangat strategis bila Muhammadiyah memiliki produk primer yang digunakan masyarakat dan umat. 

Menurutnya kepemilikan produk utama yang dipakai masyarakat, semisal produk di kamar mandi ada pasta gigi, shampoo, sabun, sikat gigi dan lainnya. Produk dapur, dari minyak, beras, air mineral, mie instan dan lain-lain sangatlah membanggakan dan diharapkan oleh umat. 

"Kita harus memasuki dunia bisnis riel dan ritel, seberapapun beratnya sebab ini berkaitan juga dengan ketahanan pangan dan keberlanjutan bangga," ucapnya.

Ia menambahkan tidak menutup kemungkinan ada investor dan atau pimpinan ranting dan cabang yang memiliki toko atau lokasi strategis untuk mewujudkan tokoMu yang modern dan tetap menjadi media dakwah kekinian dalam bidang ekonomi. Hal senada disampaikan dirut PT KBEE Herru Husodo. 

Heru memberi motivasi kepada pengusaha muslim untuk menyadari bahwa keberlangsungan bangsa ini sangat bergantung kepada para pengusaha yang peduli kepada nasib negri. Saat ini hampir semua produk primer kebutuhan umat diproduksi orang lain. 

"Bahkan hampir semua produk impor, ini memprihatinkan banget, yang bisa menghentikan adalah bagaimana umat selalu peduli kepada kebutuhan primer kita sendiri," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler