Para Pemimpin Negara Kunjungi Monumen Mahatma Gandhi Usai KTT G20
Para pemimpin berdiri di depan karangan bunga yang ditempatkan di sekitar tugu
REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Para pemimpin G20 memberikan penghormatan di monumen yang didedikasikan untuk pemimpin kemerdekaan India, Mahatma Gandhi pada Ahad (10/9/2023). Kunjungan ke monumen itu berlangsung sehari setelah para pemimpin mencapai kesepakatan mengenai berbagai masalah dalam KTT G20.
Setelah agenda utama tersebut diselesaikan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, dan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida saling berjabat tangan dan berfoto bersama Perdana Menteri India, Narendra Modi ketika mereka tiba di situs peringatan Rajghat di New Delhi. Modi menghadiahkan selendang yang terbuat dari khadi kepada para pemimpin negara. Khadi adalah kain tenunan tangan yang dipromosikan oleh Gandhi selama gerakan kemerdekaan India melawan Inggris.
Beberapa pemimpin negara, termasuk Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Kanselir Jerman Olaf Scholz dan tuan rumah G20 tahun lalu Presiden Republik Indonesia Joko Widodo berjalan ke tugu peringatan tersebut tanpa alas kaki sebagai bentuk penghormatan. Banyak warga lainnya, termasuk Presiden AS Joe Biden, mengenakan sandal yang rutin ditawarkan kepada pengunjung saat mereka berjalan di tanah basah yang dipenuhi genangan air akibat hujan lebat.
Para pemimpin berdiri di depan karangan bunga yang ditempatkan di sekitar tugu peringatan. Monumen itu menampilkan api abadi dan dihiasi dengan karangan bunga marigold berwarna oranye dan kuning.
India, yang menjadi tuan rumah KTT Kelompok 20 (G20) tahun ini, mengakhiri hari pertama pertemuan puncak dengan kemenangan diplomatik, kendati ada perbedaan pendapat di antara anggota-anggota yang berkuasa, khususnya mengenai perang di Ukraina. Saat sesi pertama dimulai, Modi mengumumkan bahwa kelompok tersebut menambahkan Uni Afrika sebagai anggota G20. Langkah ini adalah bagian dari upaya pemimpin India tersebut untuk mengangkat Global South.
KTT G20 juga mengungkapkan rencana ambisius bersama Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara-negara lain untuk membangun koridor kereta api dan pelayaran yang menghubungkan India dengan Timur Tengah dan Eropa. Langkah ini bertujuan memperkuat pertumbuhan ekonomi dan kerja sama politik.
Pada bulan-bulan menjelang KTT para pemimpin di New Delhi, India tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai perang di Ukraina. Rusia dan Cina telah menolak pernyataan yang telah mereka sepakati dalam KTT G20 pada 2022 di Bali.
KTT G20 menyoroti penderitaan manusia dan dampak negatif perang di Ukraina....
Pernyataan terakhir tahun ini, yang dirilis sehari sebelum penutupan resmi KTT G20 menyoroti penderitaan manusia dan dampak negatif perang di Ukraina. Namun pernyataan KTT G20 tidak mengutuk invasi Rusia secara langsung. Pernyataan tersebut mengutip piagam PBB yang mengatakan, semua negara harus menahan diri dari ancaman atau penggunaan kekerasan untuk mengupayakan akuisisi wilayah yang bertentangan dengan integritas dan kedaulatan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun. Penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir tidak dapat diterima.
Sementara deklarasi Bali dalam KTT G20 tahun lalu, mengutip resolusi PBB yang mengecam agresi Federasi Rusia terhadap Ukraina. Deklarasi Bali menyatakan, sebagian besar negara anggota mengecam keras perang di Ukraina.
Para pemimpin negara-negara Barat, yang telah menyerukan teguran lebih keras terhadap tindakan Rusia pada pertemuan G20 sebelumnya, menyebut konsensus tersebut sukses. Mereka memuji tindakan India yang gesit dalam menjaga keseimbangan. Jika G20 tidak menghasilkan komunike akhir, hal ini akan menjadi yang pertama kalinya dan merupakan pukulan terhadap prestise kelompok tersebut.
Peneliti di S. Rajaratnam School of International Studies di Singapura, Nazia Hussain mengatakan, pernyataan tersebut menunjukkan melunaknya bahasa mengenai perang di Ukraina. “Namun, bagi New Delhi, mengeluarkan pernyataan bersama yang merujuk pada Ukraina, atau pernyataan bersama terutama dengan Amerika Serikat dan sekutu Baratnya serta Cina dan Rusia yang memperkuat sikap mereka terhadap perang, adalah sebuah kemenangan," ujar Hussain.
Sebelumnya Modi menegaskan untuk tidak mengundang Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy berpartisipasi dalam KTT G20 tahun ini. Dalam KTT G20 tahun lalu di Bali, Zelenskyy menyampaikan pidato melalui video. Zelenskiy juga mencuri perhatian karena secara langsung menghadiri pertemuan para pemimpin negara demokrasi G7 di Hiroshima awal tahun ini.
Scholz mengatakan, penting bagi Rusia untuk menandatangani perjanjian yang menyebutkan kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina. Perunding Rusia, Svetlana Lukash menggambarkan diskusi mengenai pernyataan akhir terkait Ukraina sangat sulit. Dia menambahkan, teks yang disepakati memiliki pandangan yang seimbang terhadap situasi tersebut.