Meski Harga Beras Naik, Jokowi Yakin Inflasi Masih Terjaga

Jokowi mengakui kenaikan harga beras tak dapat dihindari.

Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi saat meninjau persediaan beras di Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Dramaga, Kabupaten Bogor, pada Senin (11/9/2023).
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui terjadinya kenaikan harga beras di lapangan. Meski demikian, Jokowi meyakini inflasi masih akan tetap terjaga.

Baca Juga


"Memang di lapangan ada kenaikan, meskipun inflasi kita masih terjaga di 3,2 persen," kata Jokowi di Gudang Bulog Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (11/9/2023).

"Kalau inflasi saya kira masih akan terjaga di sekitar 3," lanjut Jokowi. 

Meskipun stok beras nasional dipastikan aman, Jokowi mengatakan kenaikan harga beras memang tak terhindarkan. Kenaikan harga tersebut terjadi karena kondisi harga di dunia juga mengalami kenaikan. Apalagi sejumlah negara telah menghentikan ekspor berasnya, seperti India.

"Ya karena semua negara naik, kekerek ini, sama seperti barang-barang yang lain. BBM juga gitu kan, kalau harga pasar dunia naik, pasti dalam negeri kekerek. Ini harga pangan juga seperti itu, apalagi beberapa negara menstop untuk tidak mengekspor beras seperti India yang produksinya gede, ekspornya biasanya gede stop," ujar Jokowi.

Kondisi tersebut juga terjadi saat Ukraina dan Rusia menghentikan ekspor gandumnya sehingga menyebabkan kenaikan harga gandum di dunia. Kendati demikian, Jokowi menekankan pentingnya manajemen tata kelola dalam menghadapi kondisi tersebut. 

"Yang penting itu juga nanti ini setelah ritel semua diguyur oleh Bulog, Cipinang diguyur oleh Bulog, kemudian masyarakat juga diberi ini juga ini kayak operasi pasar memberikan ke rakyat itu. Sehingga stok-stok di rakyat, stok di gudang-gudang swasta semuanya ada," kata Jokowi.

Jokowi sendiri sebelumnya telah menginstruksikan agar menyalurkan bantuan pangan beras ke masyarakat per 1 September hingga November 2023. Setiap bulannya, akan ada sekitar 210 ribu ton beras yang akan disalurkan ke masyarakat. Bantuan pangan itu akan disalurkan kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat. 

"Oleh sebab itu, juga mulai 1 September kemarin saya perintahkan untuk memberikan bantuan pangan beras, bantuan beras ke masyarakat. Setiap bulan kira-kira 210 ribu ton dikeluarkan oleh Bulog untuk bantuan pangan itu dan ini sudah dimulai terus September, Oktober, November," jelas dia. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler