Berapa Lama Waktu Tidur Ideal dalam Islam?
Islam melarang umatnya berlebih-lebihan termasuk tidur.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Tidur bertujuan mengistirahatkan tubuh sehingga tubuh memiliki energi dan lebih sehat setelahnya. Tetapi itu dapat tercapai melalui tidur berkualitas dengan waktu tidur ideal. Sebab bila kekurangan atau kelebihan tidur justru akan berdampak buruk pada kesehatan.
Para ahli mengemukakan orang yang kurang tidur akan berdampak pada penurunan kesehatan meningkatkan stres. Sedang kelebihan tidur juga berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental seperti sakit kepala, berisiko diabetes, penyakit jantung, stres, kehilangan semangat. Lalu berapa lama waktu tidur yang ideal?
Berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan RI, lama waktu tidur yang ideal terutama bagi orang berusia 18-40 tahun atau orang dewasa membutuhkan waktu tidur 7-8 jam setiap hari. Lalu bagaimana lama waktu tidur yang ideal dalam Islam?
Ajaran Islam pun melarang seorang Muslim berlebih-lebihan atau terlalu lama waktu tidurnya apalagi sampai melewatkan waktu sholat. Bahkan orang-orang yang memiliki keutamaan adalah mereka yang dapat qiyamullail pada waktu malam. Begitupun sebaliknya, seorang Muslim tidak boleh menjerumuskan dirinya pada kerusakan dengan kurang tidur. Sebab hal itu dapat membuat kondisi fisik menjadi lemah.
Pada Alquran awal surat Al Muzammil , Allah ta'ala memberikan jawaban tentang berapa lama waktu yang ideal untuk tidur dalam sehari semalam.
يٰۤاَيُّهَا الۡمُزَّمِّلُ . قُمِ الَّيۡلَ اِلَّا قَلِيۡلًا . نِّصۡفَهٗۤ اَوِ انْقُصۡ مِنۡهُ قَلِيۡلًا . اَوۡ زِدۡ عَلَيۡهِ وَرَتِّلِ الۡقُرۡاٰنَ تَرۡتِيۡلًا .
Hai orang yang berselimut (Muhammad). bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya). (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. (Alquran surat Al Muzammil ayat 1-4).
Imam Al Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah memberikan keterangan bahwa sebaiknya tidur sehari semalam itu tidak lebih dari delapan jam. Sebab bila lebih dari itu termasuk orang yang menyia-nyiakan umur hidupnya hanya untuk tidur.
واعلم أن الليل والنهار أربع وعشرون ساعة ، فلا يكونن نومك بالليل والنهار أكثر من ثماني ساعات ، فيكفيك إن عشت ستين سنة أن تضيع منها عشرين سنة وهو الثلث.
Ketahuilah olehmu bahwa sehari semalam itu dua puluh empat jam. Maka janganlah engkau tidur sehari semalam lebih dari delapan jam. Maka bila dicukupkan hidupmu enam puluh tahun, sia-sialah dari umurmu dua puluh tahun, dan itu adalah sepertiga umurmu. (Lihat kitab Bidayatul Hidayah halaman 126 cetakan Darul Minhaj Lebanon Beirut).
Bahkan menurut Imam Al Ghazali seorang Muslim yang hendak tidur seyogianya bertekad untuk bangun malam guna menunaikan ibadah sunah setelah itu dapat tidur lagi dan bangun sebelum subuh.
وأعد عند النوم سواكك و طهورك ، واعزم على قيام الليل ، وعلى القيام قبل الصبح.
"Dan ketika engkau berencana tidur, hendaknya bersiwak dan bersucilah. Dan bertekadlah untuk sholat malam dan bangun sebelum subuh," (Bidayatul Hidayah, 126)
Maka setelah bangun hal yang utama dilakukan adalah menunaikan sholat dua rakaat terlebih dulu sebelum masuk waktu subuh.
فركعتان في جوف الليل كنز من كنوز البر ، فاستكثر من كنوزك ليوم فقرك ، فلن تغني عنك كنوز الدنيا إذا مت.
"Maka dua rakaat di setelah bangun tidur itu perbendaharaan terbaik. Maka perbanyaklah perbendaraanmu untuk hari dimana kamu membutuhkannya. Bila kamu mati, maka perbendaraan dunia tidak kamu perlukan," (Bidayatul Hidayah, 126)