Harga Beras Terus Merangkak Naik, Begini Keluhan Ibu Rumah Tangga di Ungaran

Beras mutu sedang dijual dengan harga paling murah Rp 13 ribu per kilogram.

Bowo Pribadi
Seorang pedagang beras di Pasar Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, menunjukkan produk beras kemasan (sak) 5 kilogram yang harganya mengalami kenaikan hingga Rp 5.000 per sak.
Rep: Bowo Pribadi Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Harga beras di tingkat konsumen di sejumlah pasar tradisional yang ada di Kabupaten Semarang, Jateng, semakin ‘mahal’. Menurut pedagang sembako di Pasar Bandarjo, Ungaran, beras mutu sedang hari ini dijual dengan harga paling murah Rp 13 ribu per kilogram.

Padahal, harga normal beras mutu sedang ini sebelumnya hanya berkisar Rp 10.500 – Rp 11 ribu per kg. Tak pelak, akumulasi kenaikan harga beras yang mencapai Rp 2.000 per kg ini sangat dikeluhkan oleh masyarakat.

Pasalnya, beras merupakan komoditas pokok harian. “Nasi kan harus ada setiap hari di meja makan, tapi saat ini harga beras mahal,” ungkap Wuri (34) salah seorang ibu rumah tangga, yang ditemui di Pasar Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang, Senin (11/9/2023).

Ia mengaku, harga Rp 13 ribu per kg merupakan harga beras mutu sedang atau mutu biasa. Kemarin sebelum harga beras mengalami kenaikan, uang Rp 13 ribu sudah bisa dapat beras dengan kualitas yang relatif lebih bagus.

Sekarang, dengan uang Rp 13 ribu hanya dapat beras mutu biasa. Sebagai ibu rumah tangga, ia mengeluhkan kenaikan harga beras mutu sedang di tingkat konsumen saat ini.

Karena kebutuhan harian tidak hanya beras saja, namun komponennya masih ada yang lain. “Kalau begini terus bisa ‘KO’ kita,” ungkap Wuri.

Apa yang dikeluhkan oleh Wuri terkait dengan kenaikan harga beras, diamini oleh Hariyani (45), salah satu pedagang sembako di Pasar Bandarjo, Ungaran.     

Menurutnya, kenaikan harga beras terus mengalami kenaikan secara bertahap mulai dari besaran nominal Rp 500, Rp 1.000, dan hari ini akumulasi kenaikan harga beras ini sudah tembus Rp 2.000 per kilogram.

Kenaikan sudah berlangsung sejak awal Agustus 2023 lalu. “Bahkan besaran kenaikan harga hingga Rp 2.000 per kg dari harga normal ini, juga berlaku untuk semua jenis beras di pasaran,” kata Yani, panggilan akrab Hariyani.

Hari ini, jelasnya, harga beras yang paling murah adalah Rp 13 ribu per kg. Yakni beras jenis C4 dengan kualitas paling rendah. Sebelumnya harga beras jenis ini rata-rata hanya berkisar Rp 11 ribu per kg.

Sedangkan untuk beras jenis C4 kualitas premium sekarang sudah Rp 15 ribu – Rp 16 ribu per kg di tingkat konsumen. Untuk beras C4 kualitas premium ini harga sebelumnya hanya berkisar Rp 13 ribu - Rp 14 ribu per kg.

Tidak hanya beras eceran, beras dalam kemasan juga tak luput dari kenaikan harga. Bahkan untuk beras dalam kemasan, selisih kenaikan harganya sekarang sudah berkisar Rp 5.000 hingga Rp 8.000 per kg, tergantung jenis dan kualitasnya.

Contohnya harga beras istimewa merek Mawar dari Delanggu (Klaten) yang sebelumnya hanya dijual Rp 60 ribu per sak (kemasan lima kg), sekarang sudah mencapai harga Rp 65 ribu per sak.

Demikian halnya beras selep C4 Super Banyubiru yang semula hanya dijual Rp 61 ribu per sak sekarang sudah mencapai harga Rp 69 ribu per sak. Sedangkan beras Mentik Wangi dariharga Rp 70 ribu per sak, sekarang menjadi Rp 75 ribu per sak.

Menurut Yani, kenaikan harga beras di tingkat konsumen ini menyesuaikan dengan harga beras yang juga sudah naik di tingkat pedagang. Berdasarkan penuturan dari pemasok, harga beras terdongkrak naik akibat pasokan yang berkurang.

“Informasinya, sejak musim kemarau ini pasokan beras dari petani juga berkurang, jadi harganya  juga mengalami kenaikan atau menjadi lebih mahal,” ungkap dia.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler