Kim Jong Un dan Putin Bersekutu, Berita Buruk Bagi Eropa 

Dukungan Korut akan membuat Putin memperpanjang perang.

AP Photo/Alexander Zemlianichenk
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan pemimpin Korut Kim Jong Un
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pertemuan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah dikonfirmasi kedua negara. Media Korea Selatan mengutip pejabat pemerintah melaporkan, Kim telah meninggalkan Pyongyang dengan kereta khusus. 

Baca Juga


Kremlin menyatakan, kunjungan Kim memenuhi undangan Putin. Mereka akan bertemu di Kota Vladivostok, wilayah timur jauh Rusia. Putin telah tiba di Vladivostok, Senin (11/9/2023) untuk menghadiri Eastern Economic Forum. 

Kota ini juga menjadi lokasi pertemuan pertama Kim dan Putin pada 2019. Para pengamat menduga, pertemuan Kim dan Putin kemungkinan membahas kerja sama militer. Selain itu, kesepakatan pasokan senjata ke Rusia. 

AS menyatakan, Korut melakukan kesalahan besar jika bersedia memasok senjata ke Rusia yang akan digunakan dalam perang melawan Ukraina. AS menegaskan, Pyongyang harus membayar harga atas tindakan itu. 

Kian dalamnya hubungan antara Kim dan Putin, ungkap Ramon Pacheco Pardo, ketua Kajian Korea di Brussels School of Governance, merupakan sinyal semakin terpecahnya dunia dalam menyikapi perang di Ukraina. 

‘’Dukungan Korut akan membuat Putin memperpanjang perang, ini berita buruk bagi Eropa,’’ kata Pardo seperti dilansir laman berita Aljazirah, Senin. Ini menunjukkan pula dunia tak mendukung Ukraina dengan cara seperti yang dilakukan AS dan Eropa.

Makanya, sejumlah negara seperti Korut secara terbuka menyatakan dukungan pada Rusia tanpa rasa takut konsekuensi apapun yang mungkin menimpanya. Korut diperkirakan memiliki puluhan juta proyektil artileri dan roket dengan desain masa Soviet, 

Senjata yang dipasok Korut ini berpotensi membuat tentara Rusia semakin kuat. Pertukaran apa yang mungkin dilakukan? Korut saat ini membutuhkan energi dan pangan serta senata dengan kemampuan teknologi maju. 

Termasuk yang terkait dengan rudal balistik antarbenua, kapal selam nuklir dengan kemampuan rudal balistik, serta satelit militer. Dengan transfer teknologi ini, memungkin ancaman Kim kian menjadi. Rudal dan senjata nuklirnya bisa menyasar AS, Jepang, dan Korsel.

Jarang bepergian ke luar negeri....

Perjalanan Kim 

Kim Jong Un jarang bepergian ke luar negeri. Saat ia melakukannya, maka berlangsung secara rahasia dan dengan pengamanan ketat. Ia menggunakan kereta lapis baja dengan gerbong berwarna hijau zaitun, dilengkapi dengan sistem komunikasi. 

Kereta juga menyediakan gerbong khusus bagi Kim untuk bekerja dan melakukan pertemuan. Associated Press yang ada di dekat perbatasan Korut-Rusia melihat kereta hijau dengan trim kuning yang digunakan Kim dalam kunjungan luar negeri, berada di sebuah stasiun. 

Lokasinya di sisi wilayah Korut. Belum jelas apakah Kim memang ada di dalam kereta tersebut. Surat kabar Korsel, Chosun Ilbo, melaporkan, Kim meninggalkan Pyongyang pada Ahad (10/9/2023) tengah malam dan dijadwalkan bertemu Putin pada Selasa. 

Media Jepang menyatakan, keamanan ditingkatkan dan pengecatan ulang dilakukan di stasiun utama di Khasan, kota perbatasan Rusia, yang menjadi gerbang masuk Kim ke Rusia. 

Kementerian Luar Negeri Korsel memantau perkembangan atas perjalanan dan rencana pertemuan Kim dengan Putin. Namun  mereka menolak menyampaikan keterangan lebih terperinci. 

 

sumber : AP/Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler