Jadi Kandidat Utama Cawapres, Erick Thohir Pilih Introspeksi Tingkatkan Kinerja
Erick menilai, keberlanjutan terhadap program yang baik merupakan sebuah keharusan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi kepercayaan masyarakat yang menempatkan namanya sebagai kandidat utama calon wakil presiden (cawapres) dalam perhelatan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Erick menjadikan hasil survei sebagai bahan untuk introspeksi diri dalam meningkatkan kinerja dan manfaat bagi masyarakat.
"Itu apresiasi masyarakat melalui lembaga survei tentang hasil kinerja, kita jangan terjebak politik, seakan-akan ini sesuatu yang euforia, sama, di sepak bola kemenangan jangan menjadi euforia tapi tradisi," ujar Erick di Jakarta pada Kamis (14/9/2023).
Erick juga mengapresiasi kepercayaan masyarakat yang menempatkan dirinya sebagai figur paling pantas melanjutkan legacy Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut dia, semua hal bakal menemukan jodoh dan jalannya masing-masing, seperti halnya dirinya yang nanti kemungkinan dipasangkan oleh bacapres yang sudah ada.
"Semua itu ada masing-masing jodohnya, kita tunggu saja," ucap Erick. Dia pun bangga kepada seluruh pemimpin di Indonesia, mulai Presiden Sukarno, Soeharto, Habibie, Gusdur, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hingga Jokowi, yang memiliki kontribusi dalam membangun bangsa.
Oleh karena itu, pemerintah baru selanjutnya harus melanjutkan kerja-kerja sebelumnya. "Umur negara kita sudah 78 tahun. Artinya banyak tokoh-tokoh besar yang pimpin bangsa ini. Ketika Allah SWT berikan amanah ke beliau-beliau pasti ada kontribusi buat negara. Artinya jangan pergantian lima tahunan pemerintah seakan ini end of story," ucap Erick.
Untuk itu, Erick menilai, keberlanjutan terhadap program yang sudah baik merupakan sebuah keharusan dalam mewujudkan mimpi Indonesia menjadi negara maju. Menurut dia, pembangunan memang harus dilanjutkan.
"Bangsa ini harus berlanjut, ini yang saya rasa kenapa yang sudah ada harus dipertahankan karena memang Pak Jokowi masih yang terbaik hari ini, bahwa mungkin setiap pemerintahan ada kekurangan, bukan justru kita mendiskreditkan bahwa pemerintah sebelumnya jelek," ucap Erick.
Eks presiden Inter Milan tersebut menilai, Indonesia jangan terus terbelenggu dengan kepentingan, melainkan harus punya mimpi besar dalam melakukan keberlanjutan. Erick telah melakukan hal tersebut melalui program bersih-bersih di BUMN maupun PSSI, termasuk menindak tegas kasus korupsi di Jiwasraya, ASABRI, dan Garuda Indonesia.
"Ini yang saya rasa jangan hanya wacana, tapi implementasinya lemah. Itu kekurangan dari kita semua dan saya akui, saya bukan bagus semua, saya ada kekurangan, makanya saya ada kerja tim dalam melakukan itu, tidak mungkin sendiri. (Target saya) Indonesia yang membumi, Indonesia yang mendunia. Bismillah bisa, kalau ada niat baik," kata Erick.
Pilih amanah di PSSI...
Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mencoba menenangkan para pecinta sepak bola tanah air dan warganet yang memintanya jangan meninggalkan PSSI dalam waktu dekat. Erick menegaskan, dirinya akan terus menjaga kepercayaan dan amanah yang diperolehnya sebagai Ketua Umum PSSI hingga periode waktunya berakhir tahun 2027, apapun posisinya di dunia politik nantinya.
“Saya, percaya, tidak akan mengecewakan. Saya akan jaga amanah ini,” ujar Erick saat ditanya tentang banyaknya komentar warganet yang memintanya jangan mencalonkan diri jadi Calon Wakil Presiden atau jabatan apapun sehingga harus meninggalkan PSSI, Jakarta, Kamis (14/9/2023).
Menurut Erick, dirinya memiliki contoh pengalaman di masa lalu yang dapat dijadikan acuan bahwa dirinya bisa dipercaya dalam menjalankan amanah. Contoh yang ia angkat adalah saat dirinya diminta membangun Klub Persija Jakarta pada periode tahun 2000 – 2002 oleh IGK Manila.
“Di dunia olahraga saya bukan orang baru. Tahun 2000 - 2002 saya diminta Pak IGK Manila, memperbaiki Persija Jakarta, jadi juara kok,” katanya.
Menurut Erick, kontraknya sebagai Ketua Umum PSSI masih hingga tahun 2027. Hingga habis masa jabatannya tersebut, dia menegaskan akan terus membenahi sepak bola.
Salah satunya adalah membangun Tim Nasional (Timnas) yang kuat. Terbukti dalam sepekan terakhir saja, Timnas U23 sanggup mengalahkan Timnas Turkmenistan dan Taiwan, serta mencetak sejarah baru, mengantarkan Indonesia masuk ke Final Piala Asia 2024 di Qatar.
Untuk menjadi prestasi tersebut, Erick menegaskan, salah satu caranya adalah memisahkan olah raga dari politik. “Kita harus jaga itu. Kita harus jaga menjadi hal yang berkesinambungan. Bukan menjadi sumber perpecahan, karena olahraga itu pemersatu. Jadi ayo sama- sama kita lihat, melihatnya jangan terfragmentasi, pecah – pecah, lihat ini sebagai satu kesatuan, tetap positif thinking, dengan saling mendukung,” tuturnya.
n ferginadirab
n ferginadirab