PM Jepang Ingin Adakan Pertemuan Tatap Muka dengan Kim Jong-un
Jepang memiliki kekhawatiran atas program nuklir dan rudal balistik Korut.
REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO – Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bersedia melakukan pertemuan dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un tanpa prasyarat apa pun. Hal itu disampaikan setelah Kim melangsungkan lawatan ke Rusia dan bertemu Presiden Vladimir Putin.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengungkapkan, Kishida sudah bertekad untuk menemui Kim secara langsung. “Kapan saja dan tanpa prasyarat,” ujarnya kepada awak media, Jumat (15/9/2023).
“Kami ingin mengadakan diskusi tingkat tinggi di bawah kendali langsung perdana menteri untuk mencapai pertemuan puncak sesegera mungkin,” tambah Matsuno.
Pada Kamis (14/9/2023) lalu, Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa mengatakan, negaranya menyaksikan perundingan Rusia-Korut dengan perasaan khawatir. “Termasuk kemungkinan bahwa hal itu dapat menyebabkan pelanggaran terhadap larangan Dewan Keamanan PBB mengenai semua transaksi material yang berhubungan dengan senjata dengan Korut,” ucapnya.
Sama seperti Korea Selatan (Korsel), Jepang juga memiliki kekhawatiran atas program nuklir dan rudal balistik Korut. Program tersebut diketahui yang menyebabkan Pyongyang dijatuhi sanksi oleh Dewan Keamanan PBB.
Vladimir Putin menerima kunjungan Kim Jong-un di Kosmodrom Vastochny, yakni situs peluncuran roket luar angkasa paling modern di Rusia, pada Rabu (13/9/2023) lalu. Menurut kantor berita Rusia, TASS, saat menerima Kim di Kosmodrom Vostochny, Putin mengajaknya berkeliling. “Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korut Kim Jong-un bersama-sama mengunjungi fasilitas peluncuran roket Soyuz-2. Kedua pemimpin juga mengunjungi fasilitas peluncuran Angara yang sedang dibangun sejak 31 Mei 2019. Proyek tersebut kini berada pada tahap akhir,” tulis TASS dalam laporannya.
Saat menerima kunjungan Kim, awak media sempat bertanya kepada Putin apakah mereka berdua akan membahas tentang pasokan senjata. Putin menjawab bahwa dia dan Kim bakal mendiskusikan banyak isu. Awak media kemudian melayangkan pertanyaan apakah Rusia akan membantu Korut membangun satelit. “Itulah sebabnya kami datang ke sini. Pemimpin Korut menunjukkan minat yang besar terhadap teknik roket, mereka juga mencoba mengembangkan antariksa,” jawab Putin.
Kim Jong-un memuji pertemuannya dengan Putin. Kim berpendapat pertemuan tersebut merupakan batu loncatan untuk mempererat hubungan Pyongyang dengan Moskow. “Saya yakin pertemuan saya dengan Presiden Putin akan menjadi batu loncatan untuk meningkatkan hubungan bilateral ke tingkat yang lebih tinggi,” kata Kim dalam sebuah tayangan stasiun televisi Rusia.
Menurut Kim, saat ini Rusia sedang melakukan “perjuangan suci” melawan Barat. Dia menegaskan, Korut akan bekerja sama dengan Moskow melawan imperialisme. “Kami yakin bahwa tentara dan rakyat Rusia akan meraih kemenangan besar dalam perjuangan yang adil untuk menghukum kelompok jahat yang mengejar hegemoni, ekspansi, dan ambisi,” kata Kim kepada Putin dalam jamuan makan malam setelah keduanya melangsungkan pertemuan di Kosmodrom Vostochny, dilaporkan laman TRT World.
Kim pun secara khusus memuji tentara Rusia yang dipandangnya heroik. Pernyataannya itu ditafsirkan sebagai pujian kepada personel militer Rusia yang sedang berperang di Ukraina. Kim kemudian menegaskan akan selalu mendukung Moskow. “Kami akan selalu bersama Rusia,” ujarnya.
Kim telah mengundang Putin untuk berkunjung ke Pyongyang. Putin pun menerima undangan tersebut. Kim mengundang Putin untuk berkunjung (ke Korut). Putin dengan senang hati menerima undangan tersebut,” ungkap Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, Kamis (14/9/2023).
Peskov tak mengungkap kapan persisnya Putin akan melakukan lawatan ke Pyongyang. Dia hanya mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov akan berkunjung ke Korut pada Oktober mendatang.